Mohon tunggu...
Theresia Dwi Handayani
Theresia Dwi Handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UAJY

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal dan Menerapkan Nilai Budaya dari Generasi ke Generasi

15 September 2022   02:12 Diperbarui: 15 September 2022   07:31 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.freepik.com

Dalam buku Samovar yang berjudul Communication Between Cultures, Keluarga memiliki peranan penting yaitu sebagai tempat bagi seseorang dalam memulai hidup dengan mempelajari sesuatu untuk pertama kali seperti belajar berbicara, belajar berjalan, dan masih banyak lagi. Salah satu fungsi keluarga adalah untuk meneruskan apa yang telah mereka pelajari dan terima dari orang tua mereka sebelumnya. Berikut ini beberapa nilai budaya yang telah dipelajari dari orang tua, hingga saat ini masih diteruskan kepada saya dan beberapa orang juga pasti tidak asing dengan nilai budaya dibawah ini:

1. Budaya sopan santun dan menghargai atau menghormati orang tua dan orang yang lebih tua.

Budaya ini diajarkan orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya Ketika bertemu dengan orang lain yang kita kenal kita harus menyapa dan Ketika mau berjalan melewati orang yang ada di sekitar kita, harus mengucapkan permisi dan posisi badan agak menunduk atau membungkuk. Ketika berada di tempat umum, misalnya di bus, jika ada orang yang lebih tua daripada kita dan perlu tempat duduk, kita persilakan duduk. Ketika kita ingin bepergian kita ucapkan salam dan pamit kepada orang tua dengan menyampaikan tujuan kita bepergian, dengan tujuan supaya orang tua tenang Ketika kita tidak berada di rumah dan orang tua tahu keberadaan kita.

2. Budaya saling menjaga kerukunan antar tetangga dan saudara.

Orang tua mengajarkan kepada kita, Ketika ada tetangga yang lewat atau berkunjung, kita sapa dan temui dengan sikap ramah, kita persilakan masuk dan kita beri minum dan makan jika ada. Ketika tetangga sedang punya hajat nikahan atau syukuran, orang tua mengajarkan kita untuk memberikan sumbangan berupa barang atau uang dengan tujuan untuk meringankan beban dan memberikan rasa kebahagiaan kepada tetangga tersebut. Kadang-kadang tidak hanya harta benda yang kita berikan, tetapi kita juga memberikan tenaga untuk membantu mereka dalam menyiapkan hidangan untuk para tamu maupun bantuan tenaga dalam membersihkan alat-alat dapur.

3. Budaya menghargai para leluhur.

Kita bisa berada di dunia ini karena kuasa Tuhan dan para leluhur kita yang telah melahirkan kita. Pada bulan-bulan tertentu orang tua bersama keluarga berziarah ke makam leluhur dengan membawa bunga dan perlengkapan lain untuk mengenang dan mendoakan para leluhur agar mendapat kebahagiaan kekal di surga dan bisa menjadi pendoa bagi anak cucu yang masih berada di dunia.

4. Budaya mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan atas karunia yang diberikan kepada kita.

Orang tua zaman dulu mengucapkan rasa syukur dengan berbagai macam, antara lain Ketika sedang musim panen, mengadakan syukuran bersama di sawah dengan dihadiri para tetangga. Ucapan syukur juga bisa dilakukan di rumah, misalnya Ketika mendapatkan keberhasilan dalam hal tertentu, dilaksanakan kenduri bersama tetangga dengan doa bersama dan makan bersama.

5. Budaya bergotong-royong

Ketika tetangga sedang membutuhkan bantuan kita, tanpa disuruh kita bantu mereka, misalnya ketika mereka sedang membangun rumah, mengerjakan sawah atau panen. Budaya ini mulai luntur karena perkembangan zaman dan pengaruh budaya luar. Orang membangun rumah tidak lagi dibantu tetangga, karena mereka memanggil tukang dengan cara membayar. Zaman dulu tidak ada tukang yang dibayar secara khusus, banyak yang suka rela jika mereka diberi uang ya sekadar untuk membeli rokok.

6. Budaya menghadapi setiap masalah dengan sabar.

Semua permasalahan jika dihadapi dengan terburu-buru tidak akan selesai dengan tuntas, bahkan bisa menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu setiap permasalahan harus dipikirkan dengan hati yang jernih.

7. Budaya memiliki rasa malu jika kita berbuat salah.

Rasa malu yang ditanamkan orang tua akan memberikan efek jera jika melakukan kesalahan. Jika kita diundang untuk menghadiri pesta atau hajatan tetangga dan kita tidak bisa datang, rasa malu akan timbul jika kita bertemu dengan tetangga tersebut. Orang yang berbuat kejahatan di masyarakat akan mendapat malu karena sebagian besar sikap tetangga akan berubah.

Semua nilai yang diperoleh dari para leluhur perlu kita ajarkan semua karena masih relevan dengan perkembangan zaman sekarang. Nilai-nilai luhur yang ditanamkan para orang tua kita jika dilaksanakan sungguh-sungguh akan menciptakan kedamaian. Orang akan berpikir dua kali ketika akan berbuat kejahatan. 

Zaman sekarang banyak kejahatan karena tidak melaksanakan budaya leluhur, orang bertindak sewenang-wenang, orang melakukan korupsi karena tidak punya rasa malu, orang tua kita secara langsung maupun tidak langsung memberikan contoh kepada kita jika perbuatan kita tidak sesuai aturan umum di masyarakat, kita akan dipermalukan dan menjadi bahan pembicaraan di masyarakat.

Samovar, L.A, Porter, R.E, McDaniel, E.R, Roy, C.S. (2015). Communication:Between Cultures. 14th edition. Cengage Learning. Boston:USA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun