Mohon tunggu...
Agnes Theresia Panjaitan
Agnes Theresia Panjaitan Mohon Tunggu... Jurnalis - ENJOY WITH KOMPASIANA

KUNJUNGI DI HALAMAN IG Bagi kamu yang ingin sharing tentang CV, Interview dan Wawancara https://www.instagram.com/p/BzTYvI-BjPr/?igshid=orxfzgepjiv3 KUNJUNGI MAJALAH MINI AGNES https://issuu.com/agnespanjaitan195/docs/doc1

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pendakian Termahal agar Dapat Menjadi Saksi Salju Terakhir Indonesia

5 Juli 2019   04:06 Diperbarui: 5 Juli 2019   04:57 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: travelingyuk.com

Pecinta Traveling, pasti pernah mendengar namanya Gunung Jayawijaya. Pendakian Gunung Jayawijaya merupakan sebuah impian bagi khususnya pendaki Indonesia. Mengapa demikian? 

Pasalnya gunung ini memiliki puncak tertinggi dan termasuk dalam 7 summits dunia. Puncak jaya atau Carstensz Pyramid, dengan ketinggian 4884 mdpl dan memiliki gletser atau salju abadi. Jadi gak heran jika para pendaki yang ingin mendaki kesini, akan sangat bangga. Tapi untuk mendaki puncak ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena pendaki yang datang ke Jayawijaya akan menjadi saksi dari salju terakhir Indonesia. Jadi persiapkan seluruh keuangan mu, karena sebelum kamu mendaki, kamu harus mengetahui akan hal ini.

1. Gunung Jayawijaya merupakan Gunung indonesia bagian Provinsi Papua Barat.

Gunung Jayawijaya terletak di Provinsi Papua Barat wilayah Indonesia hingga Papua Nugini di Pulau Irian. Namun diantara pengunungan yang luas ini, gunung tertinggi ada di wilayah provinsi Papua Barat, Indonesia, jadi secara administratif Gunung Jayawijaya dimiliki Indonesia.  Jayawijaya Merupakan gunung kapur yang paling terbesar di negara Indonesia. Karena lokasi yang sangat jauh dari Ibukota menyebabkan untuk harga transportasi mahal. Namun meski jauh dari Ibukota namun tetap diminati bahkan sampai pendaki Mancanegara.

2. Proses surat ijin mendaki yang terbilang sulit.

Untuk mendaki Gunung Jayawijaya terbilang sulit pada prosesnya,

Berikut ini adalah surat ijin yang harus disiapakan
a. Surat dari kantor Menpora;
b. Surat dari Kapolri;
c. Surat dari BIA-intelejen Indonesia;
d. Surat dari Menhutbun/PKA;
e. Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI);
f. Surat rekomendasi dari Bakorstranasda;
g. Surat rekomendasi dari Kapolda;
h. Surat rekomendasi EPO;
i. Surat dari PT Freeport Indonesia (PTFI).

Surat ijin tersebut harus didapatkan di Jakarta, Jayapura dan Timika. Dan untuk prosesnya sendiri juga tidak gampang karena pendakian Puncak Jayawijaya harus memperhatiakan banyak kondisi dan situasi seperti cuaca dari Gunung dan kesehatan para pendaki sebelum mendaki.  Hidup di atas ketinggian 4.000 mdpl itu bukanlah urusan yang mudah, jangankan bergerak bebas, bernafas pun sulit karena tipisnya kadar oksigen. Selain itu, cuaca di puncak Jayawijaya tidak menentu. Bila di daerah tropis lainnya kamu hanya bisa merasakan hujan air saja, maka berbeda saat di Puncak Jayawijaya, kamu dapat menyaksikan hujan air, hujan es dan hujan salju. Jadi pemerintah memang membatasi dan membuat surat ijinnya agak rumit. Karena kondisi Gunung Jayawijaya memang dikhususkan bukan untuk para pemula namun untuk mereka yang sudah berpengalaman.

3. Pendakian Jayawijaya mengunakan pendakian Choopper degan mengunkan helikopter. 

Pendakian ke Jayawijaya tidak dilakukan seperti pendakian gunung biasa, dia akan menggunakan bantuan dari helikopter, bahkan helikopter tidak menunggu para pendaki sambil kembali lagi ke titik awal pengantaran, setidaknya untuk sekali jalan memakan 50Jt-60Jt.  Kenapa bisa mahal sampai segitu?

 Itu karena untuk menjangkau Puncak Jayawijaya tidaklah mudah. Apabila Anda berasal dari luar kota, Anda harus transit di Lembah Illaga, Papua. Dari sana Anda harus melakukan trakking di sebuah hutan yang lebat yang memiliki kumpulan satwa yang cukup berbahaya. Untuk menempuhnya, diperlukan waktu sekitar 7 hari perjalanan. Rute ini tergolong sulit, sehingga ada baiknya Anda menempuh jalur lain yaitu dengan menggunakan hellicopter yang akan membawa Anda menuju tempat perkemahan dari wilayah Puncak Jayawijaya yaitu bertempat di Danau Valley. Hal ini sangat disarankan, mengingat bahaya yang akan Anda temui di hutan.

4. Para pendaki akan berhadapan dengan para palang.

Palang disini biasanya adalah warga sekitar yang mengaku mempunyai lahan yang ingin dilewati para pendaki. Biasanya mereka akan meminta uang sebagai uang damai agar anda bisa melanjutkan pendakian samapai ke Puncak Jayawijaya. Oleh karena itu, jelas para pendaki tentu harus punya uang cadangan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan seperti bertemu 'palang' ini. 

Jadi 4 Hal tersebut yang membuat pendakian ke puncak Jayawijaya mahal, tapi jika namanya kecintaan pasti akan rela berkorban. Perlu Anda ketahui, 5% dari cadangan es di dunia ada di Puncak Jayawijaya. Namun, karena pemanasan global yang semakin meningkat, sebagian es di gunung ini kian mencair tiap tahunnya. Sangat disayangkan, karena wisata alam yang tergolong unik bahkan menakjubkan ini harus menanggung akibatnya. Sebelum es di Puncak Jayawijaya mencair sepenuhnya, jangan sia– siakan waktu Anda untuk berkunjung dan menikmati pesona alam yang unik dari Puncak Jayawijaya di Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun