Mohon tunggu...
Theresia Gultom NIM 121202064
Theresia Gultom NIM 121202064 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Theresia Gultom 121202064 Mahasiswa Universitas Dian Nusantara Dosen Pengampu : Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemikiran Ranggawarsita, Kalasuba, Katatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

21 Juli 2024   00:08 Diperbarui: 21 Juli 2024   00:08 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pendahuluan

Raden Ngabehi Ranggawarsita adalah seorang pujangga besar dari Jawa yang dikenal dengan karya-karyanya yang penuh dengan nilai-nilai filosofi dan spiritual. Melalui karya-karyanya, seperti "Kalasuba," "Katatidha," dan "Kalabendhu," Ranggawarsita mencoba menggambarkan pandangannya terhadap situasi sosial, politik, dan moral pada zamannya. Meski telah berlalu lebih dari satu abad, pemikirannya masih relevan, terutama dalam konteks fenomena korupsi di Indonesia. Artikel ini akan membahas pemikiran Ranggawarsita dalam karya-karyanya tersebut dan mengaitkannya dengan masalah korupsi di Indonesia, melalui penjelasan mengenai apa itu korupsi, mengapa korupsi terjadi, dan bagaimana pemikiran Ranggawarsita bisa menjadi solusi.

Apa Itu Korupsi?

Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi. Di Indonesia, korupsi telah menjadi masalah sistemik yang merambah berbagai sektor, mulai dari pemerintahan hingga sektor swasta. Bentuk korupsi sangat beragam, mulai dari suap, penggelapan dana, nepotisme, hingga gratifikasi. Menurut Transparency International, Indonesia sering menempati posisi yang buruk dalam Indeks Persepsi Korupsi, menandakan betapa seriusnya masalah ini di tanah air.

Mengapa Korupsi Terjadi?

Korupsi di Indonesia terjadi karena berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Kelemahan Sistem Hukum: Lemahnya penegakan hukum membuat pelaku korupsi merasa aman dari hukuman.
  2. Budaya dan Norma Sosial: Dalam beberapa kasus, praktik korupsi telah menjadi kebiasaan yang dianggap wajar oleh sebagian masyarakat.
  3. Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas: Minimnya pengawasan dan transparansi dalam birokrasi mempermudah terjadinya penyalahgunaan wewenang.
  4. Kesenjangan Ekonomi: Ketimpangan ekonomi sering mendorong individu untuk melakukan korupsi demi memperbaiki kondisi finansialnya.

Pemikiran Ranggawarsita

Kalasuba

Kalasuba adalah salah satu karya Ranggawarsita yang menggambarkan tentang masa-masa keemasan, di mana keadilan, kemakmuran, dan kedamaian tercipta. Dalam konteks ini, Ranggawarsita memimpikan suatu kondisi di mana masyarakat hidup dalam harmoni, dipimpin oleh pemimpin yang adil dan bijaksana.

What (Apa): Kalasuba menggambarkan sebuah utopia, sebuah masyarakat ideal yang diidamkan oleh Ranggawarsita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun