Mengisahkan kembali dulu mudah bagiku
Kini telah sulit bahkan berulang kali ku coba
Kehilangan titik tengah dimana segalanya dimulai
Tak ada sekat yang mampu ditembus masuk
Semuanya hilang terserap dalam keikhlasan
Menerima segalanya sebagaimana kealamiahannya itu ada
Di semua jarak yang telah berlalu aku berlagu
Semua nada sumbang diwakili sebagai lirih sedihnya
Yang tak mudah dipahami di telinga para pemula
Mengisyaratkan akan sebuah keadilan yang harus diadili
Di atas semesta ia hadir sebagai pelaku dan pelakon
Harus terlupakan sejenak untuk dapat mengingat kembali
Di suatu waktu yang mungkin akan menjadi kesadaran baginya
Seorang pelaku yang akhirnya mengaku kembali
Akan segala dosanya yang harus menemukan penebusannya sendiri
Bukan demi apapun atau siapapu kecuali diri sendiri
Bukan sebuah perhitungan yang janggal tapi sebuah pembalasan yang adil
Dimana segalanya disediakan sebagaimana pemicu diadakan
Bukan maksud untuk meminta balas hanya sekedar pengingat
Akan sebuah kelokan yang tak seharusnya ia ada di sana
Dan kini ia sedang berada di dalam perjalanan yang belum usai langkahnya
Memacu dan terus melangkah hingga ia berada di titik akhir
Sebagai pemenang atau pecundang sekali lagi
Kolong langit masih indah baginya dengan rayu para bintangnya
Hatinya masih terikat pada keindahan yang sebenarnya hanya sebuah hiasan
kilas akan berlalu pada waktunya jika ia mau memahami
walau tak sempurna ia hendak sadar akan alasan dibalik kemanusiannya