Mohon tunggu...
Silva Hafsari
Silva Hafsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa HI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suka menulis di tengah hujan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apabila Hak Veto Diskriminatif, Mengapa Masih Menjadi Solutif?

4 April 2023   22:59 Diperbarui: 4 April 2023   23:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para mahasiswa mengikuti Konferensi Kebijakan Luar Negeri Indonesia. Sumber: Pribadi

Perang selalu dicetuskan oleh negara kuat yang memiliki kapabilitas untuk melawan, sedangkan negara lemah cenderung menyelesaikan konflik secara damai. 

Maka atas dasar itulah para negara great power selalu menjadi pelaku utama perang.

Selaras dalam pandangan realisme, damai terjadi karena balance of power dan security dilema, sehingga dibanding harus melawan sekutu yang sepadan lebih baik mengambil jalur damai.

Sebenarnya negara Great Power juga yang selalu memulai perang sehingga perlu bagi mereka menjadi pondasi utama untuk tidak memulai peperangan.

Para pelaku utama ini harus dibuat nyaman sehingga ekslusifitas yang diberikan berupa Hak Veto merupakan bagian agar perdamaian terus established dan extend.

Meskipun terkesan tidak adil namun beginilah upaya yang digunakan untuk mencapai security skala international.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun