Mohon tunggu...
Ferry_Darmin
Ferry_Darmin Mohon Tunggu... Lainnya - Fakultas Teologi, Program Studi Filsafat Keilahian, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Tidak Semua Hal Harus Dikatakan tetapi Harus Dimengerti

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tuhan Telah Mati

28 November 2024   07:25 Diperbarui: 28 November 2024   07:37 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kritik Nietzsche memang bercabang tetapi di satu sisi membuat kita semakin beriman dan beragama dengan lebih otentik. Dimana, kita bisa mencintai tanpa menghapus yang disebut Tuhan dan disatu sisi, kita bisa menjadi ubermensch tanpa harus menghapus yang Ilahi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 10

[2] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 130

[3] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 133

[4] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 133

[5] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 133

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun