Kritik Nietzsche memang bercabang tetapi di satu sisi membuat kita semakin beriman dan beragama dengan lebih otentik. Dimana, kita bisa mencintai tanpa menghapus yang disebut Tuhan dan disatu sisi, kita bisa menjadi ubermensch tanpa harus menghapus yang Ilahi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 10
[2] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 130
[3] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 133
[4] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 133
[5] A. Setyo Wibowo, DKK, Para Pembunuh Tuhan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, Hlm. 133
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H