Tema sentral yang masih sangat intens dibicarakan dan dikaji dalam Sekolah intas Iman adalah seputar dunia politik di Indonesia, yaitu: "Mendorong dan mengawal lahirnya pemimpin Indonesia yang berintegritas dan berwawasan kebangsaan". Untuk melancarkan tema ini, para fasilitator mengundang beberapa pihak yang memang ahli dalam bidang politik.Â
Saran saya, agar semakin menarik apabila diakhir pertemuan ada sebuah forum diskusi. Hal ini bertujuan untuk melahirkan gagasan kritis. disamping itu mempererat dialog masing-masing anggota. Kekritisan lahir dari sebuah dialog. Lebih menariknya lagi kalau yang berdialog adalah mereka yang memiliki perbedaan.Â
Masing-masing memberikan pandangannya tentang politik dari sudut pandang keykinannya, kemudian menggabungkan menjadi satu hingga membentuk suatu gagasan kritis. lahirnya gagasan kritis, sekaligus mencegah lahirnya suatu politik identitas yang diyakini dapat menjadi kontroversi dan perdebatan. Politik identitas merupakan suatu pendekatan dalam politik yang pusat perhatiannya lebih pada identitas suatu kelompok, yakni etnis, agama, gender, orientasi seksual dan budaya.
 Politik identitas seringkali mengabaikan kesamaan dan persatuan yang lebih luas di antara masyarakat dan sekaligus memperkuat pemisahan dan konflik di Indonesia. Disamping itu juga dengan adanya politik identitas dapat menghilangkaan sutau dialog yang terjalin diantara masyarakat yang berbeda keyakinan.
Sejauh ini tema yang diangkat menambah wawasan saya, bahwa faktanya bahwa setiap agama- agama diajak untuk melibatkan diri dalam dunia perpolitikan. Hal ini berupaya agar mencapai suatu keharmonisan dalam dinamika politik. Melibatkan diri bukan berarti ikut gabung menjadi calon, tetapi ikut bersikap kritis terhadap politik yang terjadi.Â
Weber, menyatakan bahwa agama adalah sumber dinamika perubahan sosial, dan bukan hanya sekadar sebagai penguat stabilitas masyarakat.[1] Hal ini mau mengartikan bahwa agama memiliki perananan yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa. Dalam realitas agama seharusnya memberikan suatu makna hidup. Kebutuhan untuk memberikan makna dalam berhadapan dengan aneka macam kesulitan hidup.[2] Agama juga bisa menjadi salah satu jalan keluar ketika berhadapan dengan lingkungan sosial, ekonomi dan politik.Â
Harapannya untuk membentuk suatu tujuan yang baik. Artinya menciptakan perdamaian dan keharmonisan. Oleh sebab itu nilai-nilai dan ajaran-ajaran agama sangat mempengaruhi perubahan yang terjadi dalam masyarakat.[3] Perubahan disini tentu saja bernilai baik, yang mengedepankan kesejahteraan umum (bonnum Commune). Sebaliknya bukan untuk tujuan kesenangan pribadi atau suatu golongan tertentu.
Â
Sekolah Lintas Iman menjadi salah satu wadah yang melatih para anggotanya untuk menggunakan agama sebagai jalan untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan umum. Hal Ini tentu saja berkaitan dengan bangsa Indonesia. Kita tahu bahwa Indonesia memiliki keragaman dalam keyakinan. Hal ini menjadi suatu fakta realitas sosial yang harus diterima.Â
Sekolah Lintas Iman berusaha meluruskan pengertian perbedaan agama bukan sebagai hal yang jelek, kutukan, tidak membangun bangsa dll. Harapannya, perjumpaan dalam Sekolah Lintas Iman tidak hanya menjadi suatu agenda rutin. Artinya setiap anggota hanya menjalankan sebatas formalitas saja. Akibatnya perjumpaan menjadi jauh dari harapan dan hanya menghasilkan suatu kerukunan semu.
Daftar Pustaka