Kekhawatiran tentulah ada ketika kami kemudian memilih untuk lepas dari bantuan art dan beralih ke daycare. Sebagai pasangan yang keduanya bekerja dari pagi sampai sore dan memiliki dua anak yang masih balita, kami dituntut untuk cermat dalam mengelola waktu dan uang.
Masa transisi harus kami lalui, berbekal kepercayaan diri, saya dan suami menitipkan anak-anak di daycare dengan harapan besar mereka akan mendapatkan pengasuhan dan bisa bersosialisasi lebih baik.Â
Sebagai ibu rumah tangga yang biasa ditemani art, sekarang saya merasa harus berjuang sendirian, ada suami memang tapi rasanya semua beban pekerjaan rumah tangga langsung berpindah ke pundak saya. Saya pun mulai menyusun strategi karena saya tipe orang yang tidak bisa tidur kemalaman, jam setengah 9 malam saja rasanya mata sudah meminta jatah untuk diistirahatkan.
Berikut pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sekaligus ngantor versi saya:
- Beres-beres mainan yang berserakan, lanjut nyapu dan ngepel lantai biasa saya lakukan pagi atau siang pas istirahat dan sempat pulang sebentar ke rumah;
- Cuci piring dan perlengkapan anak;
- Memasak buat bekal sarapan kami sekeluarga dan bisa buat sampai makan malam biasanya;
- Karena mencuci pakaian di malam hari, jadi tinggal ngeluarin dari mesin cuci dan jemur;
- Anak-anak bangun langsung tawarin cecemilan yang sudah disiapkan;
- Menyiapkan bekal-bekal buat suami, anak-anak, dan diri sendiri sambal menyiapkan kelengkapan di daycare lainnya yang harus dibawa setiap hari;
- Urutan mandi adalah suami, anak-anak, baru emaknya (kadang nyambi bersihkan kamar mandi);
- Berangkat kerja sembari menitipkan anak-anak di daycare:
- Kalau siang bisa pulang sebentar, biasanya nyempatin nyiram tanaman, beres-beres tempat tidur, masak buat malam atau bikin cemilan;
- Sore sepulang kerja jemput anak-anak, mandi, dan lanjut nyetrika sambil cuci pakaian.
Kalau sudah begini, peran art dirasa begitu penting. Berangkat dan pulang kantor biasanya gak perlu memikirkan harus ngerjakan pekerjaan rumah ini itu.
 Tapi dengan tidak adanya art, anak-anak pun mulai belajar lebih mandiri, begitu juga kedua orangtuanya, hehehee.. Seringkali lelah mendera tapi yakinlah semua itu akan mengantarkan kita menuju gerbang kesuksesan tiada tara karena kepuasan bisa menyiapkan bekal sarapan dan menjaga rumah tetap rapi terjaga adalah nikmat tiada dua, hehehee...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H