Mohon tunggu...
theradina lie
theradina lie Mohon Tunggu... -

to be the best u must be able to handle the worst

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Rating Sinetron Lebih Penting Daripada Mutu

6 Januari 2012   06:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:15 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel


Beberapa waktu yang lalu iseng ngelirik sinetron di salah satu stasiun tv. Saat itu saya belum kenalan juga sama yang namanya rating :p Diawal, ceritanya bagus, aktrisnya cantik, aktornya ganteng, pokoknya maknyooss! Sampai ikutan forum dan grup nya di facebook *norak banget deh* disanalah mulai kenal dewa yang namanya rating. Ga nyangka ternyata dewa rating ini sakti luar biasa, kalo sang dewa rating sudah berbicara, apapun bisa terjadi. Sinetron yang seharusnya tamat, bisa dipanjangin lagi jadi season 2, 3, dll. Sinetron yang seharusnya masih panjang bisa di-cut begitu saja karena ratingnya nyungsep *tega* pokoknya semua harus nurut sama rating.. Ga peduli ceritanya mau aneh kaya gimana pun, kalo ratingnya tinggi, maka sinetron itu bakal panjang umur.. dan ternyata sinetron yang saya tonton masuk golongan 1, yap ratingnya tinggi...! Jadilah dia dibuat sampe beberapa season dan diakhiri dengan tragis, karena pas season terakhir, ratingnya mulai nyungsep dan susah dikatrol lagi, maklum deh ya... Kebayang betapa udah bosennya penonton, dan udah gajenya itu cerita.


Buat sebagian orang yang cukup senang melihat idolanya wara-wiri di jam prime time, mungkin akan tetap setia nonton sinetron, walaupun ceritanya udah aneh bin ajaib. Tapi buat mereka yang benar-benar mencari tontonan, mungkin akan pilih nonton dvd korea, atau nonton tayangan luar negeri di tv berbayar, pokoknya ngga pilih sinetron deh :D


Sebenernya sayang banget ya... Disaat mau cinta produk dalam negeri dan karya anak bangsa, yang ditawarkan malah produk asal-asalan yang buat saya berpaling dan terpaksa memilih produk asing. Kenapa saya bilang 'asal-asalan'? Coba liat tema rata-rata sinetron kita, ga jauh dari anak yang ditukar-tukar (bahkan salah satu sinetron yang sedang tayang anaknya tertukar semua *aduh..capedeh*), apa para penulis kita udah kehabisan ide tema cerita? wah..semoga aja ngga ya :) Selain itu, episode panjang isinya hanya melulu tokoh protagonisnya keluar masuk rumah sakit karena dicelakai, plis deh..!! Bayangkan betapa merana nya jadi orang baik di sinetron (- - ") Ada lagi antagonis yang jahatnya sangat ngga beralasan, ga punya hati nurani, kayanya mudah banget terbersit keinginan untuk membunuh dan mencelakai orang lain (bunuh orang ga ada bedanya kaya nepuk nyamuk kali..) bermodalkan teriak-teriak di setiap scene (berisik plus backsound yang gedombrangan)... Kadang ngeri loh nonton sinetron, apalagi pas scene mencelakai orang.. Takut kalo-kalo ada yang lagi galau trus putus asa, malah dapet ilham "trik mencelakai musuh paling yahud di sinetron" #lebay hehehe.. Herannya, jalan cerita kayanya udah ga terlalu penting disini, nomor kesekian deh... yang penting panjang...

Yaa.. Ok ga masalah kalo tingginya rating diimbangi dengan tingginya mutu sinetron. Tapi siapa berani jamin, sinetron yang dibuat terburu-buru karena dikejar deadline harus tayang tiap hari, kemudian diperpanjang terus menerus karena masih merajai rating, bisa menjadi sinetron yang bagus dan bermutu? Penulis skenario juga manusia yang mungkin punya keterbatasan, punya titik jenuh.. makanya begitu diperpanjang tiada akhir, pasti ceritanya cuma bolak balik kecelakaan terus, keabisan ide :D


Padahal kangeeenn banget sama sinetron yang tayang seminggu sekali, kaya dulu.. jadi tontonannya bervariasi... Trus ga usah panjang-panjang tergantung sama rating, karena selain ceritanya jadi amburadul, jarang juga yang sungguh-sungguh bisa ngikutin sampai tamat, keburu bosan! Apalagi antagonisnya, saya rasa di dunia nyata sekalipun jarang sekali ada manusia sekeji itu, bukan apa-apa.. khawatir ditiru dan merusak pikiran... Ga usah muluk-muluk membuat sinetron yang mendidik, tapi minimal janganlah membuat sinetron yang hanya meracuni dan mencekoki pemirsanya dengan hal negatif :)

You Are What You Think!

salam :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun