Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ayah Hebat, Anak Istri Ta'at, Keluarga Selamat

21 Maret 2023   14:59 Diperbarui: 21 Maret 2023   15:11 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kewajiban seorang suami sekaligus seorang ayah yaitu mendidik anak dan mendidik istrinya agar menjadi hamba-hamba Allah subhanahu wa ta'ala yang sholeh dan sholehah.

Di zaman sekarang yang penuh dengan fitnah dan penuh dengan keburukan, begitu cepatnya fitnah dan keburukan tersebut menimpa kita. Bahkan tatkala kita berada di dalam rumah sekalipun.

Suami sebagai seorang kepala keluarga, ia harus membentengi anggota keluarganya agar senantiasa mendapatkan perlindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan senantiasa terhindar dari keburukan. Maka seorang muslim yang menjadi kepala keluarga harus mengetahui dan sadar bahwa kewajiban yang paling besar yang Allah bebankan kepadanya bukan hanya menafkahi keluarga namun lebih dari itu adalah untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari siksa api neraka.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Q.S. At-Tahrim:6)

Sebagai salah satu upaya seorang kepala keluarga menjaga anak dan istrinya dari siksa api neraka adalah dengan mengajarkan mereka ilmu agama, mengajarkan dasar-dasar agama seperti rukun Iman, rukun Islam, tata cara salat, tata cara menutup aurat dan sebagainya.

Berkaitan dengan anak, maka penyebab terbesar anak menjadi durhaka, tidak taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, meninggalkan kewajiban-kewajibannya adalah karena kelalaian orang tuanya.

Sering kali orang tua menyalahkan gurunya di sekolah ataupun orang lain, namun ia lupa untuk melakukan introspeksi diri. Padahal seharusnya ia menyalahkan dirinya sendiri karena tanggung jawab yang paling utama ada pada orang tua.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya Tuhfatul Maudud beliau mengatakan, "Kebanyakan kerusakan anak disebabkan karena orangtua mereka, mereka menelantarkannya dan tidak mengajarkan anak ilmu dasar-dasar wajib agama dan sunnah-sunnahnya. Mereka menyia-nyiakan anak-anak di masa kecil mereka."

Dari perkataan beliau ini kita bisa simpulkan bahwa kerusakan terbesar anak-anak terjadi karena dua hal:

  • Pertama, karena orang tua terlalu sibuk atau malas mendidik anak;
  • Kedua, karena tidak mengawasi dengan siapa anak-anaknya bergaul.

Atas dasar nasihat dari beliau diatas, maka sebagai orang tua terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal serta menjadi anak yang sholih dan sholihah.

Mengajarkan Dasar-Dasar Ilmu Agama

Orang tua harus mengajarkan dasar-dasar ilmu agama, adab Islam dan akhlak mulia. Tidaklah dikatakan mengajarkan dasar-dasar agama kecuali dengan mengajarkan mereka rukun Iman, rukun Islam, hal-hal yang wajib dan bahkan kita lakukan berulang-ulang seperti sholat, wudhu, menutup aurat dan semisalnya.

Jika seorang anak tidak memiliki dasar agama yang baik maka anak-anak kita akan tumbuh menjadi seorang anak yang nakal, yang akhlaknya buruk, yang menjadi rusak karena tidak diperhatikan porsi agamanya. Hal ini harus benar-benar kita perhatikan karena berkaitan dengan keselamatan anak dunia dan akhirat.

Memperhatikan Pergaulan dan Lingkungan Anak

Terkadang kita heran dengan anak-anak, saat di rumah kita sudah memperhatikan agamanya, kita mendidik dan mengajarkannya berbagai macam hal namun ketika dia keluar rumah kemudian kembali lagi kedalam rumah tiba-tiba mengeluarkan kata-kata kotor.

Jawaban singkatnya karena kita tidak peduli siapa teman dan lingkungannya. Hal ini dikarenakan watak dari anak-anak dan manusia secara umum mudah terpengaruh. Rasulullah shallallahu 'alaihi  wa sallam bersabda, "Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian". (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami' 3545)

Di zaman sekarang, seorang anak terkadang berkawan bukan hanya dengan temannya langsung tetapi berkawan juga dengan dunia maya. Betapa banyak anak sekarang menghabiskan waktunya didepan hp, dengan gamenya, dan otomatis ucapan-ucapan yang keluar adalah ucapan-ucapan yang kotor.

Selain faktor anak yang harus kita perhatikan lingkungannya, hal lain yang tidak kalah penting adalah memperhatikan lingkungan istri. Kita harus perhatikan lingkungannya, siapa teman-temannya, dan dengan siapa tempat dia mengobrol. Karena termasuk watak dari perempuan adalah mudah terpengaruh.

Kenapa kita harus mendidik anak kita dengan agama?

Kita berharap dia menjadi orang yang berbakti kepada Allah Subhanahu wa ta'ala sehingga selamat dunia dan akhirat. Kita juga berharap agar anak-anak kita, istri-istri kita (baca: istri sekali aja) senantiasa mendoakan kebaikan untuk kita terlebih tatkala kita menjadikan mereka tumbuh sebagai anak sholeh dan sholehah.

Anak adalah salah satu investasi akhirat kita dimana tatkala kita meninggal dunia maka anaklah yang paling mengingat orang tuanya dan bukan orang lain. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan do'a anak yang sholeh" (HR. Muslim no. 1631)

Anak yang sholeh akan mendoakan kebaikan bagi orang tuanya. Untuk itu jangan sampai kita sebagai orang tua hanya fokus pada pendidikan dunia dan pencapaian dunia saja. Lebih dari itu, kita mengharapkan anak-anak kita bisa memberikan manfaat kepada orang tuanya tatkala orang tuanya sudah meninggal dunia.

Bahagiakanlah Istri Kita

Kenapa demikian? karena madrasah yang pertama adalah istri kita. Ia merupakan guru yang pertama di rumah serta senantiasa menemani dan banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak.

Bagaimana dia bisa mengajarkan serta mendidik anak-anak jika seandainya dia tidak berbahagia. Maka benarlah sabda Rasulullah, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya" (HR. At-Tirmidzi, 3/466; Ahmad, 2/250 dan Ibnu Hibban, 9/483. Hadits dinyatakan shahih oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albani.)

Ketika seorang suami menunaikan hak istri dan membahagiakan istrinya maka otomatis istrinya akan mudah dan bahagia mengajarkan ilmu kepada anak-anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun