Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadan Tiba, Persiapkan Diri Menyambut Bulan Mulia

17 Maret 2023   17:38 Diperbarui: 17 Maret 2023   17:42 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Suci Ramadan. Sumber : https://id.theasianparent.com/arti-ramadan-kareem

Kita sudah berada di bulan Sya'ban yang mana sebentar lagi kita akan bertemu dengan Sayyidul (pemimpinnya) para bulan. Bulan yang penuh dengan keberkahan, kemuliaan dan kebaikan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Bulan yang dikatakan oleh para ulama sebagai musim kebaikan karena para sahabat, para tabiin dan tabi'ut tabiin, dan para ulama setelah mereka sangat lomba-lomba agar memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan.

Sebagaimana sebuah perlombaan dan pertandingan, kalau kita menginginkan juara 1 kemudian mendapatkan hadiah yang besar dan banyak pasti kita akan banyak melakukan latihan sehingga dapat lebih memaksimal hasilnya. Demikian pula dengan bulan Ramadan yang tinggal beberapa hari lagi, ada persiapan yang harus kita kerjakan agar Allah Subhanahu Wa Ta'ala memudahkan kita untuk beribadah di bulan tersebut.

Tidak semua orang yang dipanjangkan umurnya ketika memasuki bulan Ramadan dapat memaksimalkan ibadahnya. Kita tidak tahu apakah dia meninggalkan perbuatan maksiat atau justru malah banyak bermaksiat. Kalaupun ada di antara mereka berpuasa, namun sayang tidak mendapatkan pahala di sisi allah subhanahu wa ta'ala.

Penting bagi kita untuk memahami dan mengetahui bahwasanya para ulama menyiapkan berbagai macam hal agar benar-benar Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan Taufik dan Hidayah untuk kemudahan dalam beramal saleh. Terlebih lagi di bulan Ramadan yang penuh dengan keberkahan. Diantara keberkahan bulan Ramadan adalah adanya malam lailatul qadar.

Persiapan yang pertama yang dijelaskan oleh para ulama agar kita diberikan oleh Allah Taufik dan hidayah dalam beramal saleh di bulan Ramadan adalah dengan at-taubatussadiqah yaitu bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benar Taubat.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat." (HR. At-Tirmidzi (no. 2499), Ibnu Majah (no. 4251), Ahmad (III/198), al-Hakim (IV/244), dari Anas, dan dihasankan oleh al-Albani dalam kitab Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir (no. 4391))

Bertaubat hukumnya adalah wajib. Terlebih kalau dia ingin menyambut bulan Ramadhan, bulan suci yang penuh dengan keberkahan. Dipenghujung Surat An-Nur ayat 31 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "... Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyuruh kita untuk bertaubat. Allah tidak mengkaitkan apakah orang beriman tersebut banyak dosa, atau seorang ahli ibadah, atau mungkin merasa sedikit dosanya. Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan orang-orang beriman untuk bertaubat agar mereka semua beruntung.

Kalau kita ingin dimudahkan dalam beramal saleh maka dari sekarang kita harus benar-benar bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Para ulama menjelaskan syarat diterimanya taubat kita yang berhubungan dengan hak Allah.

  • Pertama, bertekad untuk tidak mengulanginya lagi;
  • Kedua, menyesali dengan sungguh-sungguh karena telah melakukan;
  • Ketiga, berhenti dari melakukan dosa/kemaksiatan tersebut.

Persiapan yang kedua adalah dengan memperbanyak doa. Dan doa adalah senjatanya orang beriman.

Ketika seseorang berperang maka dia akan membawa senjatanya, begitu pula seorang mukmin ketika menghadapi kehidupan maka penting bagi kita untuk senantiasa berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Doa adalah ibadah yang paling agung yang menunjukkan kerendahan seorang hamba kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dia menengadahkan kedua tangannya kepada Allah agar segala permohonannya dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Dalam urusan dunia kita diperintahkan berdoa kepada Allah maka dalam urusan beragama, dalam urusan akhirat kita juga diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala agar kita senantiasa berdoa.

Ketika kita berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sekarang di bulan Sya'ban agar disampaikan umur kita ke bulan Ramadan maka jangan lupa untuk berdoa agar dimudahkan dalam beramal saleh dan dimudahkan juga agar semua amal ibadah kita diterima.

Selanjutnya persiapan ketiga yang harus perhatikan adalah bergembira dengan datangnya bulan Ramadan.

Bulan Ramadan termasuk karunia dan bentuk kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala terhadap umat ini. Umat yang sangat pendek umurnya namun dengan hadirnya bulan Ramadan maka mereka bisa memakmurkan amal saleh yang mereka bisa mendapatkan keutamaan lailatul qadar yang ibadahnya lebih baik daripada 1000 Bulan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (Q.S. Yunus:58)

Maka termasuk dari rahmat dan karunia Allah subhanahu wa ta'ala yang kita harus sambut dengan gembira adalah saat datangnya bulan Ramadan. Bulan suci, bulan penuh ampunan, keberkahan, dan kemuliaan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Semua muslim ingin ketika ia keluar dari bulan Ramadan dalam keadaan bersih, suci, diampuni, diberkahi dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Kemudian persiapan yang keempat adalah dengan menunaikan puasa yang wajib ketika ada ketinggalan pada tahun sebelumnya.

Ini biasanya terjadi pada para muslimah karena mereka sebagian besar pasti akan meninggalkan puasa karena adanya haid maupun nifas. Bagi para laki-laki, hanya dengan alasan syar'i ia boleh tidak berpuasa Ramadan.

Dari Abu Salamah, ia mendengar 'Aisyah radhiyallahu 'anha mengatakan, "Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Sya'ban."  (HR. Bukhari, no. 1950; Muslim, no. 1146)

Imam Ibnu Hajar menyimpulkan dari perkataan ini menunjukkan bahwasanya tidak boleh untuk mengakhirkan Qada sampai kepada Ramadan berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa utang puasa wajib hukumnya ditunaikan paling lama pada bulan Sya'ban.

Semoga dengan kita menyiapkan diri dalam menyambut bulan suci Ramadan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memudahkan kita untuk meninggalkan maksiat dan memperbanyak ibadah di bulan Ramadan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah agar kita bisa senantiasa istiqomah dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Baca Juga, Booster agar Kita Semangat Dalam Beribadah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun