Bentuk bakti para perusahaan rokok pada negeri ini memang bermacam macam, ada yang secara langsung misalnya saja melalui pajak atau secara tidak langsung misalnya melalui jalur sosial. Bahkan ada pula perusahaan rokok yang setiap tahun turut serta untuk membangun mental putra putri terbaik Indonesia untuk tetap mengharumkan nama bangsa. Bahkan PB Djarum selalu melahirkan atlet atlet bulu tangkis terbaik untuk bisa berlaga di ajang internasional.
Tidak hanya itu, salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang ada di kudus juga tidak lupa memberikan kontribusinya pada dunia pendidikan dengan memberikan beasiswa pendidikan yang dinamai Djarum Beasiswa Plus. Para penerima beasiswa ini disebut juga dengan nama Beswan Djarum. Tidak hanya memberikan beasiswa, namun para Beswan Djarum juga dibekali dengan pelbagai pelatihan.
Tidak cukup sampai disitu, konser musik yang selama ini diadakan juga tidak jauh jauh dari aroma rokok. Bukan karena pemusiknya para pecandu rokok melainkan sponsor utamanya selalu di hiasi perusahaan perusahaan rokok. Entah mengapa ini bisa terjadi yang jelas rakyat dapat menikmati hiburan yang bagus namun dengan biaya yang minim.
Entah pendapat saya ini salah atau tidak, yang jelas saya tidak ingin membela satu pihak sebab saya juga bukan perokok. Yang jelas, dibalik kegiatan yang banyak di lakukan oleh perusahaan rokok tentunya tetap saja rokok menyimpan sejuta bahaya bagi siapa saja yang mengonsumsinya terutama anak anak.
Mungkin saja hal ini akan menjadi seperti kasus gang Dolly di Surabaya, ratusan ribu warga menolak keras akan penutupan tempat tersebut namun ada jutaan warga yang mendukung. Hingga sekarang kawasan itu sudah direhabilitasi oleh pemerintah kota Surabaya sehingga tidak lagi menjadi tempat pelacuran.
Akankah rokok ini akan seperti gang Dolly? Atau justru akan membuat jutaan perokok berteriak keras untuk menolak peraturan ini? Kita tunggu saja hingga aturan ini benar benar diberlakukan. Akankah pemerintah sanggup meredam setiap gejolak yang akan timbul di masyarakat? Kita berdoa saja semoga ada jalan terbaik dari wacana ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H