Film kedua dari Habibie dan Ainun ini membuat saya terkesima. Hanung Bramantyo yang mengemas kehidupan Rudi muda benar benar membuat saya kagum. Reza Rahadian yang masih dipercaya memerankan sosok Rudi Muda benar benar menampilkan totalitasnya.
Tawa, Tangis, Marah, Emosi, Cinta dan Masalah, semua disajikan dengan apik. Film dengan durasi hampir dua setengah jam itu tidak membuat penonton bosan. Saya pikir film ini akan kembali menuai kesuksesan seperti seri pertamanya yang dirilis pada akhir Desember 2012 lalu.
Chelsea Islan yang menjadi lawan main Rudi juga berhasil memukau penonton. Chelsea sendiri bermain menjadi Illona yang berperan sebagai kekasih Rudi sewaktu masih menjadi mahasiswa di Jerman.
Latar film ini sendiri bisa dibilang 90% berada di negara Jerman. Kesan klasik benar benar digambarkan secara nyata. Ini merupakan film yang wajib untuk di tonton pada musim libur lebaran kali ini.
Rudi kecil sudah tertarik dengan pesawat
Rudi kecil yang hidup di era peperangan sudah memiliki ketertarikan pada pesawat. Ia juga sering bertanya pada ayahnya dan sang ayah juga menjelaskan bahwa untuk melintasi antar pulau di Indonesia membutuhkan waktu berhari hari jika ditempuh dengan kapal laut. Hal ini membuatnya terpacu untuk membuat pesawat yang dapat menyatukan Indonesia.
Namun Rudi kecil sudah tidak dapat lagi bertanya pada ayahnya tentang hal hal yang masih belum ia mengerti. Ayahnya meninggal sewaktu solat berjamaah bersama keluarga.
Memulai kuliah di Jerman
Rudi yang kuliah dengan di biayai ibunya, membuatnya tidak begitu tertarik dengan pemerintahan. Awalnya ia tidak memiliki ketertarikan pada organisasi, namun karena ia punya sebuah visi untuk Indonesia maka akhirnya ia berani terjun di dunia organisasi dan terpilih sebagai ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).