Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Brexit : 4,5 jam atau 14,5 jam?

4 Juli 2016   23:49 Diperbarui: 5 Juli 2016   00:08 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brexit (Brebes Exit) www.jateng.tribunnews.com

Pom Bensin

Jarangnya pom bensin di jalur pantura brebes juga memperparah keadaan. Dijalan tol, rest area yang minim pom bensin juga membuat keadaan begitu buruk. Habisnya bahan bakar di beberapa pom bensin juga memburuk keadaan pemudik di Brebes. Salah satu teman saya mengaku, membeli 4 liter bahan bakar eceran dengan harga Rp 150.000,00. Sungguh harga yang tidak wajar.

U Turn

Putar balik arah atau U turn juga ikut membuat Brebes menjadi macet. Beberapa U turn memang di tutup namun U turn yang dibuka juga membuat kemacetan tersendiri. U turn menghambat laju kendaraan yang sedang mudik. Hal ini juga di akui oleh gubernur jawa tengah.

Pemerintah telah berupaya untuk mengurai kemacetan di jalur pantura Brebes, terutama di Brexit. Banyak upaya yang telah dilakukan, dari contra flow, buka tutup jalur dan mengalihkan ke jalur alternative. Semua itu seakan sia sia sebab jumlah kendaraan yang terlalu banyak memang sudah sulit diurai.

Alternative yang disediakan juga hanya bersifat jangka pendek jadi kurang efektif. Gubernur Jawa Tengah juga terus memantau keadaan para pemudik. Beliau menyisir semua ruas jalan yang dilalui pemudik. Jawa Tengah memang menjadi pusat kemacetan sebab ditempat ini banyak pemudik yang menuju kampung halamannya. Di brebes, banyak yang mengarah ke banyumas, purwokerto dan kebumen. Di semarang, ada yang menuju kudus, pati dan ada pula yang ke solo, jogja.

Namun, semacet macetnya mudik tidak akan terasa. Kebahagiaan bertemu keluarga rasanya seimbang dengan perjuangan menembus kemacetan di jalanan. Apapun yang terjadi, asal masih selamat, mudik tetap menjadi tradisi yang asik dan menyenangkan. Mudik juga menjadi tradisi yang irrasional. Setuju?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun