Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Work Life Balance

27 Juni 2016   13:42 Diperbarui: 27 Juni 2016   13:58 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tidak bisa memilih keluarga, karena mereka adalah pemberian Tuhan sebagai bagian dari kehidupan kita.

Kadang kita tidak tahu, apa sebenarnya tujuan kita didunia ini. Banyak pula orang yang masih ragu bahwa setelah kehidupan ini akan ada lagi kehidupan baru. Umat muslim menyebutnya kehidupan Akhirat yang kekal abadi. Mungkin untuk umat lain yang juga masih bertuhan, maka mereka juga akan mengenal kehidupan setelah didunia ini.

“hidup itu ya, kerja, kerja, kerja, terus mati.” Kata Dokter Arif Nasution pada acara seminar yang diadakan di Pontianak. Memang mungkin pernyataan itu tidak salah, karena sejatinya kehidupan hanyalah sebuah rutinitas yang kita sendiri tidak akan tahu kapan berakhir. Namun dibalik rutinitas itu, tersimpan banyak makna yang dapat kita ambil untuk bisa berbagi dengan keluarga, saudara, sahabat, teman, maupun tetangga.

Kadang kita lupa bahwa kita sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri. Inilah realita kehidupan sekarang, dimana banyak orang yang sibuk bekerja dan melupakan kehidupan mereka sebagai makhluk sosial. Sebagian besar kaum urban juga menganggap bahwa tempat tinggal mereka, atau tempat kerja mereka, tempat tugas mereka, hanyalah persinggahan sementara. Mereka masih memiliki kampung halaman di Jawa, Madura, Bali, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Hal ini yang menyebabkan mereka acuh pada tetangga maupun penduduk sekitar.

Tidak sedikit pula diantara kita yang menjalani kehidupan rumah tangga yang sulit. Sulit bertemu, Sulit berkumpul, Sulit bermain, Sulit liburan, Sulit bersama, keadaannya serba sulit. Bukan karena kesulitan ekonomi namun karena rutinitas dan tuntutan pekerjaanlah yang membuat kehidupan rumah tangga begitu terasa sulit. Sebagian dari kita merasa, Long Distance Relationship (LDR) adalah hal yang biasa namun sebagian yang lain ingin memiliki banyak waktu untuk keluarga.

Hal inilah yang mendasari mengapa kehidupan pribadi dan pekerjaan haruslah seimbang. Kehidupan yang baik bukanlah yang banyak dihabiskan untuk bekerja, namun kehidupan yang baik haruslah memiliki porsi yang sama antara quality time dengan keluarga dan juga pekerjaan. Banyak orang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga keluarga mereka berantakan. Pendidikan anak bukanlah menjadi tanggung jawab baby sitter namun itu adalah tanggung jawab kedua orang tuanya.

Tanpa sadar, anak akan menjadi potret utama didalam keluarga. Jika keluarga itu baik, harmonis, peran orang tua juga terlihat maka akan tercermin pada anaknya. Begitu pula sebaliknya, jika anak kurang mendapat perhatian, kasih sayang, maka akan terlihat pada anak tersebut. Tentunya kita ingin memiliki keluarga yang bahagia dan saling melengkapi.

Tidak dapat dipungkiri ada banyak factor yang menjadi pendorong dalam kahidupan berumah tangga apalagi jika suami istri masing masing memiliki kesibukan. Ada baiknya kita juga perlu menjaga kesehatan, tidak hanya secara fisik, namun juga secara sosial dan spiritual agar kehidupan kita ini benar benar seimbang. Akan saya ulas sedikit tantang cara menjaga kesehatan kita agar kehidupan kita sesuai dengan judul artikel ini.

PHYSICAL HEALTH

Jika dengan memperoleh pengetahuan malah merusak kesehatan kita, maka kita bekerja untuk hal yang tidak berguna. John Locke

Tidak akan ada gunanya kita bekerja siang malam menghabiskan banyak waktu jika pada akhirnya segala yang kita raih hanya akan digunakan untuk berobat. Maka disela sela kehidupan kita yang padat kita tetap harus menyempatkan diri untuk berolah raga. Jika pekerjaan kita lebih banyak duduk dari pada bergerak ataupun berjalan, maka bisa dipastikan kita akan lebih beresiko terkena penyakit.

Beberapa penyakit yang dapat menyerang para pekerja yang terlalu sering duduk adalahFoggy Brain, Sakit Leher, Frozen Shoulder, Penyakit Bokong dan Kanker Usus Besar.Beberapa penyakit ini timbul akibat terlalu lama duduk dan jarang sekali bergerak. Jika tidak diimbangi dengan olah raga, maka penyakit penyakit tersebut bukan tidak mungkin akan bersarang di tubuh kita. Ditambah beban kerja yang berat akan menjadikan kita lebih mudah terkena stress.

Ada beberapa cara untuk memulai latihan fisik agar kita terhindar dari gangguan kesehatan.

Mulai dengan sesuatu yang menyenangkan

Anda pasti punya hobby bukan?Jika hobby anda tidak berhubungan dengan aktivitas fisik, maka anda bisa memulai dengan olah raga yang paling anda suka. Berlari atau sekedar jogging adalah olah raga yang paling mudah dilakukan. Syukur syukur anda mempunyai hobby yang berhubungan langsung dengan aktivitas fisik, misal futsal, bulu tangkis, tennis meja, yoga atau senam. Jika semua kegiatan olah raga tersebut kita dasari dengan rasa senang maka kita tidak akan pernah keberatan ataupun terpaksa untuk melakukannya.

Rutin

Yang satu ini menjadi kunci utama untuk menuju tercapainya tubuh yang sehat. Untuk apa kita lakukan kegiatan olah raga jika intensitasnya hanya satu bulan sekali atau malah lebih jarang dari pada itu. Olah raga yang baik dilakukan minimal satu minggu sekali, namun akan lebih baik jika kita lebih sering melakukannya. Jika kita tidak punya cukup waktu, mungkin berjalan bisa menjadi alternative yang dapat kita berbanyak aktivitasnya. Ironinya kebiasaan orang sekarang jarang sekali ada yang mau berjalan, dikit dikit naik motor, dikit dikit naik motor, naik motor kok dikit dikit.

Bagi para wanita, kata Dokter Arif “jangan salah, menyapu juga bisa dikatakan olah raga. Jika kita menyapu selama 10-15 menit, itu sudah cukup untuk menjadi olah raga rutin setiap hari.”

Pelan Pelan Tapi Pasti

Hal ini biasa terjadi jika kita akan melakukan olah raga berat. Misalkan lari, apabila kita tidak pernah lari kemudian langsung memaksakannya lari jauh maka yang terjadi hanyalah akan membuat kaki terasa sakit. Kita tidak bisa langsung memaksakan tubuh untuk melakukan kegiatan berat dalam sekejap. Motor saja perlu dipanaskan sebelum dipakai, masa tubuh kita ngga?Jadi sebelum melakukan olah raga, alangkah baiknya kita melakukan pemanasan agar otot yang kaku bisa meregang dan siap untuk berolah raga.

SOSIAL HEALTH

Orang sering berteriak ketika marah karena hatinya jauh dari orang yang dimarahinya.

Dalam kehidupan berumah tangga tentunya kita akan dihadapi dengan berbagai masalah, dari mulai hal hal kecil nan sepele hingga masalah masalah serius yang dapat mengancam keberlangsungan kehidupan rumah tangga. Sosial Health akan menuntun kita untuk menjadi orang yang dapat mengerti keadaan pasangan maupun orang lain sebelum kita bertindak.

Menghargai Perbedaan

Kita tak akan pernah lepas dari perbedaan, dari mulai yang paling sederhana hingga perbedaan yang sangat mencolok. Dengan rekan kerja, atasan, teman, tetangga bahkan pasangan. Disinilah peran utama dari Social Health untuk mengatur kita agar bisa menghargai perbedaan yang ada. Perbedaan dengan pasangan juga sering menjadi batu penghalang yang jika dihadapi dengan emosi dan amarah akan menjadi pengrusak dalam hubungan rumah tangga.

Menghindari Pandangan Sempit Pada Orang Lain

Dalam menjalani kehidupan sosial, kita akan dihadapkan pada banyak situasi. Banyak juga Masalah masalah yang dapat dan sering kali timbul dari gesekan gesekan kecil. Atau bisa jadi, salah bicara saja akan menjadi masalah yang benar benar serius. Kadang tingkah laku juga dapat menjadi sebab timbulnya masalah. Semua masalah ini tidak akan lepas dari kehidupan kita, sebab kita adalah makhluk sosial yang memang sudah memiliki hakikat untuk saling berinteraksi dan membutuhkan. Jangan pernah beranggapan buruk pada orang lain hanya karena ia menimbulkan suatu masalah. Mungkin saja ia sendiri sedang menghadapi masalah yang lebih besar. Jadi sebaiknya kita harus pandai membaca situasi dan membuka pikiran agar tidak berpikir dangkal.

Mendengar Bukan Menasehati

Dalam kehidupan berkeluarga, tidak jarang sang suami atau istri memiliki masalah pribadi. Entah karena pekerjaan, bos yang menyebalkan atau rekan kerja yang menjengkelkan. Pada hakikatnya, seorang suami adalah Problem Sharing. Jadi jangan heran jika istri anda bercerita banyak tentang kehidupannya, entah dalam pekerjaan maupun dirumah. Jangan sekali kali anda memotong pembicaraannya. Memang istri butuh tempat yang dapat mencurahkan puluhan ribu kata yang harus dikeluarkan tiap hari. Maka jadilah pendengar yang baik saat istri anda sedang bercerita.

Sedangkan istri, pada hakikatnya adalah Problem Solver. Setiap suami memiliki masalah, ia tidak akan bercerita panjang lebar layaknya sang istri, namun sang suami justru akan langsung pada focus masalah yang butuh pemecahan. Biasanya sang istri akan dimintai jawaban atau solusi atas masalah yang sedang dihadapi. Jadi bagi anda para istri, siapkan jawaban yang terbaik agar tidak mengecewakan pasangan anda.

SPIRITUAL HEALTH

Suatu hubungan yang baik adalah yang mendukung kelebihanmu, menerima kekuranganmu, dan mendekatkan Tuhan kepadamu.

Spiritual Health adalah tingkat kesehatan yang paling tinggi. Tentu saja untuk dapat mencapainya tidak akan semudah Physical Health. Jika anda masih bertanya untuk apa anda hidup, maka disinilah jawabannya. Hidup anda akan hampa jika yang selalu anda kejar adalah harta dan tahta. Jika kita selalu memikirkan kehidupan dunia, maka tidak akan ada tempat bersandar yang pasti sebab tempat bersandar seluruh manusia adalah pada Tuhannya.

Jika hidup hanya untuk mati, maka kehidupan kita tidak akan bermakna. Bukankah kita masih punya kehidupan lagi setelah ini?Kehidupan yang kita harapkan bisa lebih baik. Namun bagaimana caranya agar kita bisa mencapainya? Mencapai kebahagiaan sejati yang tidak hanya berlandaskan pada harta dan tahta. Mungkin kita sering memikirkan esok akan seperti apa, harus bagaimana, namun kita sering lupa akan hakiakat manusia yang harus kembali pada Rabb-Nya.

Konsep Rizki

Tuhan telah menggariskan Hidup, Mati, Jodoh dan Rizki setiap manusia. Namun ada banyak cara untuk mencapai dan mengubahnya. Kalau seingat saya, manusia akan mencapai kepuasannya jika gaji per bulan telah mencapai Rp 60 Juta. Itu bukan jumlah yang sedikit bukan? Namun jika kita sudah mencapainya maka kita tidak akan lagi mengejar gaji ataupun harta yang berlebihan. Disisi lain masih banyak orang yang terus berambisi memperkaya dirinya.

Jika kita beramal dan berinfaq atas rizki tersebut, niscahya tuhan akan melipatgandakan untuk kita. Tuhan juga dapat memberi rizki dari arah yang tidak disangka sangka. Jadi sebenarnya kita hanya perlu mendekatkan diri lagi pada Tuhan sebab jika kita semakin mendekat maka segala hajat kita juga akan di dekatkan.

Ikhlas

Kata yang sangat mudah diucapkan namun sangat sulit dilakukan. Spiritual yang tinggi memiliki tingkat keikhlasan yang tinggi pula, sebab jika ikhlas tersebut masih terucap di lisan maka itu pertanda bahwa kita sebenarnya belum mengikhlaskannya. Ada banyak kondisi dimana kita harus ikhlas dalam menghadapinya. Seperti bekerja, jika kita lakukan dengan ikhlas maka hasilnya juga pasti akan baik namun jika dilakukan dengan setengah hati pasti aka nada banyak hambatan yang menghampiri. Bukankah bekerja termasuk kedalam ibadah? Jadi kenapa kita masih setengah hati dalam mengerjakannya? Asalkan pekerjaan itu Halal, saya yakin hasilnya juga akan baik.

Syukur

Kadang kita lupa untuk bersyukur terhadap nikmat tuhan yang sudah lama kita rasakan. Kesehatan, keluarga, fisik, adalah nikmat yang sering kita dapatkan namun kita jarang sekali mensyukurinya. Dalam hal pekerjaan, gaji tinggi selalu dikejar namun sering kali kita melupakan bahwa gaji tinggi bukanlah jaminan kebahagiaan. Ada orang yang gajinya Rp 10 Juta perbulan, dan ia masih saja merasa kurang. Namun ada yang gajinya Rp 5 Juta perbulan dan masih dapat menyisihkan uangnya untuk ditabung. Jadi bukan seberapa banyak yang kita dapatkan namun seberapa sering kita bersyukur akan nikmat yang kita terima. Jika kita sudah mampu bersyukur niscahya nikmat yang kita terima akan terus bertambah.

Terakhir, jangan lupa untuk selalu tersenyum dan tertawa. Karena senyum dan tawa adalah obat yang paling berharga. Tapi ingat, senyum dan tawa juga ada dosisnya. Sebesar apapun ruang yang Tuhan berikan kepada kita, akan terasa sempit jika tanpa doa dan rasa syukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun