Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Masih Zaman Lulusan Corat Coret Seragam?

8 Mei 2016   07:26 Diperbarui: 8 Mei 2016   08:19 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para siswa yang memiliki kemampuan ekonomi lebih mereka tak perlu berpikir ulang sebab mereka pasti bisa melanjutkan kuliah. Bagi siswa yang ekonominya kurang namun memiliki prestasi akademik maka mereka dapat mengambil beasiswa yang telah disediakan oleh pemerintah. Tapi bagi siswa yang kemampuan akademisnya rendah dan ekonominya rendah, mau apa mereka setelah hura hura?

Mungkin mereka pikir dengan corat coret dan hura hura dapat menentukan jalan hidup mereka kedepannya. Perlu digaris bawahi bahwa kelulusan bukanlah akhir dari pendidikan, justru ini akan menjadi gerbang utama yang akan menentukan kehidupan selanjutnya.

Bagi siswa SMP maka mereka akan menentukan sekolah mana yang akan mereka pilih, apakah SMA, SMK, MA, MAK, atau mungkin mereka sudah gugur sejak awal untuk melanjutkan sekolah. Bagi lulusan SMA sederajat ini akan menjadi pilihan yang lebih sulit sebab walaupun mereka ingin berkuliah namun tidak semua dari mereka dapat berada di perguruan tinggi.

Banyak pilihan yang harus mereka pilih, apakah kuliah di PTN, atau mungkin di PTS yang masih mempunyai kualitas atau yang lebih parah mereka akan masuk dalam perguruan tinggi abal abal. Asalkan mereka punya banyak dana maka kuliah bisa diatur, yang penting dapat ijazah. Dan di antara pilihan nasib yang lain, ada yang melamar pekerjaan.

Mereka akan tahu betapa susahnya mencari pekerjaan di negeri ini. Kesana kemari ditolak, atau jika di terima hanya sebagai OB, Helper, Security, Sales atau mereka akan masuk ke dalam dunia Industri dimana para pengusaha membutuhkan tenaga mereka namun jumlahnya tidak banyak. Dan di antara pilihan terakhir adalah mereka akan mendapat gelar Pengangguran.

Sungguh disayangkan jika kita belum bisa merubah budaya yang selama ini sudah menjadi tradisi turun temurun walaupun sebenarnya kita semua tahu bahwa budaya itu sangat buruk dan tidak membawa manfaat. Entah sampai kapan negara ini melahirkan lulusan lulusan yang hanya dapat berhura hura dengan kemampuan biasa biasa saja. Apakah kita dapat mengakhiri budaya buruk ini? Kita lihat saja nasib bangsa ini 10 tahun mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun