Sedikit Kisah Baru Darinya (Dok. Pribadi)
Setiap detik waktu yang telah kita lewati menyimpan banyak makna. Disetiap sisi kehidupan yang kau jalani, tak akan pernah bisa kau memaknainya satu persatu. Karena hidup terlalu sulit, sulit untuk di mengerti, dipelajari dan dijalani.
Sudah lama aku mengenalnya, bercerita banyak tentang dirinya bahkan aku masih ingat benar saat pertama kita dipertemukan. Saat itu awal tahun pelajaran, aku mendaftar sekolah di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Kotaku. Memang aku tampak terlihat bingung walau aku datang bertiga. Ternyata ada sosok wanita yang tiba tiba menghampiriku, ia tak banyak berkata. Kucoba untuk memulai pembicaraan dengannya. Terlihat dia seorang yang supel, namun masih terlihat sangat malu malu.
Setelah kita sama sama bersekolah ditempat yang sama, ternyata aku juga satu kelas dengannya. Dia wanita yang biasa biasa saja, tak ada yang menarik darinya. Namun sungguh aku akui, ia sesosok wanita yang gigih dan juga cerdas.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun tahun berlalu. Setelah aku mulai memperhatikannya, ternyata ia berbeda dengan wanita wanita yang lain. Cara pandangnya dalam melihat dunia, sungguh terlihat jelas bahwa ia bukan wanita biasa. Memang ia sederhana, namun dibalik kesederhanaannya ia benar benar sosok wanita yang berbeda, ceria, supel, dan tentunya ia sering berbagi ilmu pada semua.
Aku juga lupa kapan aku memulai menghubunginya, yang jelas aku sempat melibatkannya dalam cinta segitiga. Ya… aku sosok pria yang benar benar mengganggu kehidupan orang lain. Bukan karena aku ingin berselingkuh, namun pasanganku itu sungguh membuatku geram. Kebohongan yang ia sebar membuat aku kehilangan teman temanku.Â
Tapi aku juga tidak mengerti, saat yang lain menjauh ia justru mendekat. Menguatkanku dari segala masalah yang aku hadapi. Semakin lama aku mengenalnya, ia juga semakin mengenalku. Entah apa yang membutakannya dari segala sisi burukku. Aku tidak pernah merayunya, aku juga tidak pernah meminta lebih darinya.
Hingga saat perpisahan sekolah tiba, jujur saja aku merasa sedih. Aku tidak akan tahu kapan aku bisa kembali lagi bertemu dengannya. Yang aku ingat adalah aku sempat berfoto berdua dengannya, senang bercampur sedih menyelimuti perasaanku.
Tempat bekerja yang berbeda membuatku tidak pernah berjumpa dengannya. Namun sesekali, komunikasi dengannya masih aku jalin. Ada rasa ingin aku menemuinya, hingga kuberanikan diri berkunjung ke tempat kerjanya. Masih malu malu memang, karena aku sendiri tak pernah menceritakan tentang rasaku. Aneh rasanya, tapi aku jalani saja. Memang aku bukanlah orang yang mudah untuk mengungkapkan rasa.
Entah kapan awalnya, aku juga lupa yang jelas dia menyatakan bahwa ia sayang padaku. Dalam batinku bergejolak, tak mampu aku untuk mengatakan tidak. Semakin hari semakin dekat saja rasanya, hanya rasanya. Karena memang kita terpisah jauh. Aku menjalani hari hariku dengan lebih senang, karena aku tak pernah menyangka ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku pikir walaupun kita terpisah jarak yang lumayan jauh namun masih terbilang dekat.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya. Jelas sekarang jaraknya lebih jauh dari yang sebelumnya. Namun aku juga senang, sebab ia bisa menjadi lebih dekat dengan kedua orang tuanya. Setidaknya ia tidak membuat orang tuanya khawatir. Aku juga senang saat ku dengar kabarnnya sekarang ia semakin berisi, karena aku pikir dulu ia terlalu kurus.