Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingin Kusembunyikan Mahakarya Tuhan yang Indah ini Dari Tangan Manusia

7 November 2015   23:58 Diperbarui: 8 November 2015   00:01 2366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecewa, kesal, dan sedih, itu yang saya rasa. Melihat tempat yang dulu hijau dan sangat damai berubah warna menjadi coklat dan rusak. Upaya pengelolaannya sudah ada, namun cara menelolanya yang salah. Kenapa alam ini harus dirusak? Bukankah kita yang pergi ketempat ini ingin menikmati ciptaan tuhan yang tiada duanya. Bayangkan saja jika semua tempat di buat seperti ini, keindahan tuhan yang di campur dengan tangan manusia. Memang mungkin benar, manusia adalah makhluk perusak. Padahal hakekatnya manusia diciptakan untuk merawat dan menjaga bumi ini.

[caption caption="wisata alam buatan"]

[/dok. pribadi]

Kalau anda melihat foto di atas, anda tidak akan menyangka bahwa tempat ini buatan tangan manusia. Tempat yang tiada daya tariknya di ubah menjadi karya yang luar biasa. Mungkin kebanyakan orang tidak akan menyangka kalau tempat ini rekayasa. Tapi memang dalam kenyataannya demikian, aliran air disini semuanya berasal dari pipa paralon, namun seakan akan terlihat alami. Ini langkah yang benar, ketika manusia memberikan kontribusinya untuk mempercantik ciptaan tuhan. Masih banyak tempat yang indah karya manusia, namun karya tuhan yang dirusak manusia lebih banyak jumlahnya.

Saya memang suka jalan jalan, hobby yang membuat pikiran menjadi lebih fresh. Tempat yang saya tuju biasanya malah tempat yang sangat sepi, yang belum terjamah atau yang hanya diketahui oleh warga sekitar saja. Ini alasan mengapa saya ingin sembunyikan karya tuhan dari manusia lain:

     1. Saya tidak mau lingkungan ini di ketahui perusak

Jangan mengambil apapun kecuali gambar. Ini adalah prinsip para petualang.

Dimanapun tempatnya, ketika ada manusia datang pada suatu tempat pasti ia akan selalu meninggalkan jejaknya, dalam dunia modern ia akan mengabadikannya. Di zaman yang sudah sangat canggih ini, berfoto adalah hal yang sangat lazim. Namun apa jadinya jika yang di foto tempat baru? Jika foto tersebut di sebar luaskan lewat media, baik cetak, elektronik, media sosial atau yang lain maka akan mengakibatkan manusia lain penasaran. Rasa penasaran ini akan membuat orang orang berdatangan di lokasi yang di anggap sangat menarik. Namun yang saya tahu adalah ketika semakin banyak orang yang mengunjungi tempat tersebut maka akan semakin rusaklah keadaan alaminya.

     2. Saya tidak ingin sampah menjadi jejak manusia

Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak. Ini juga salah satu prinsip dari para petualang. Mungkin prinsip ini sangat baik pada awalnya, namun pada kenyataannya sampah adalah jejak yang paling mudah untuk ditinggalkan. Dimana ada sampah berarti disitu pernah didatangi orang. Saya pernah ada pengalaman, saya naik gunung dan melewati jalur yang sangat jarang dilewati, bahkan petunjuk saja tidak ada. Saya hampir tersesat memang, namun saya melihat ada sampah bungkus permen, dari situ saya ikuti jejak sampah permen, atau kemasan yang lainnya. Dan ternyata benar, sampah adalah jejak yang selalu di tinggalkan orang dimanapun ia berada. Jadi anda akan terbayang bagaimana sampah yang tertinggal jika ribuan manusia datang ketempat yang sama.

    3. Dan saya juga tidak ingin habitat alami hilang

Kebiasaan buruk manusia adalah ia akan merusak alam yang dilewatinya. Mungkin kita semua tidak akan sadar bahwa dengan kita melintas saja alam ini akan rusak. Kalau tidak percaya mari kita lihat contoh, kalau ada satu atau dua orang yang melintas maka tidak akan terlihat namun jika ribuan orang yang melintas, apa yang akan di lakukan? Pasti tangan tangan jahil akan mewarnai setiap jalan yang di lalui. Bahkan tidak jarang kalau perburuan liar sering dilakukan, hal ini terjadi Karena tempat alami para hewan biasanya sepi namun ketika manusia datang dan melihat maka timbul rasa ingin memiliki. Jadi mereka bawa pulang saja. Seperti bunga edelweis yang selalu di petik oleh para pendaki, kalau ribuan orang yang memetik, habislah bunga langka ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun