wisata alam dan wisata olahraga ke mata dunia.
Nama Mandalika menjadi perbincangan hangat beberapa waktu ke belakang ini. Hal ini disebabkan kawasan yang terletak di Lombok Tengah ini akan menggelar sebuah event olahraga internasional yaitu MotoGP pada tahun 2022. Dengan potensi alamnya yang indah, tentu ini adalah sebuah kesempatan sendiri bagi Indonesia untuk memperkenalkan berbagaiSaya sendiri belum pernah berkunjung ke kawasan Kuta Lombok atau Mandalika. Saya pernah menginjakkan kaki di Pulau Lombok, yaitu ketika berkunjung ke pulau - pulau Gili, mulai dari Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan. Ketiga Gili ini terletak di barat laut Pulau Lombok, dan percayalah bahwa pulau - pulau ini adalah pulau - pulau terbaik yang pernah saya kunjungi di Wonderful Indonesia.
Gili Trawangan memiliki pantai yang eksotis dengan gradasi air yang menggiurkan. Ketika kita menjelajahi bawah airnya, terumbu - terumbu karangnya sungguh mengejutkan mata, dengan bentuk - bentuk yang seperti berasal dari luar angkasa. Begitu pula dengan ikan - ikannya, saya belum pernah melihat seperti itu sebelumnya.
Selain itu kita bisa berkeliling pulau menggunakan cidomo, semacam delman lokal yang ditarik oleh kuda. Kita juga bisa bersepeda sembari melihat sunrise. Mengunjungi Kepulauan Gili adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan.
Kuta Mandalika dan sekitarnya
Saya membayangkan, jika ketiga Gili saja sudah seindah itu, apalagi kawasan DSP Mandalika yang digarap dengan sangat serius oleh pemerintah dan swasta? Sudah sering terdengar sejak dahulu kala ketika kawasan ini belum ditetapkan sebagai kawasan MotoGP, pantai Kuta Lombok menawarkan ombak yang menantang bagi para surfer. Tidak kalah dengan Kuta Bali.
Kuta Mandalika menghadirkan pemandangan laut yang menenangkan dan menyenangkan. Pantai yang luas yang menampilkan panorama menuju Samudera Hindia. Ditunjang oleh sarana akomodasi berkelas, tentu akan memanjakan baik atlit maupun wisatawan. Diadakan pada 20 Maret 2022 pada seri balapan kedua, Sirkuit Mandalika akan berhadapan dengan matahari musim panas yang hangat dan sejuk.
Tidak butuh waktu lama bagi para pencari ide bisnis untuk segera melebarkan sayap usaha di Pantai Mandalika. Surfing, parasailing, banana boat, scuba dive, snorkling, kite surfing adalah beberapa jenis kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan di bibir pantai. Hal ini tentu akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar dalam mata pencaharian, terutama dalam hal penyediaan akomodasi.
Tidak hanya Pantai Mandalika, terdapat panorama lain seperti Tanjung Aan, Pantai Seger, dan Bukit Merese yang terletak tidak jauh, dan memanjakan mata. Maka wajar jika pemerintah mencanangkan Mandalika sebagai DSP (Destinasi Super Prioritas) karena memiliki kualitas yang mumpuni layaknya Pulau Bali.
Untuk para wisatawan yang senang berkenalan dengan budaya dan adat lokal, Pulau Lombok menawarkan Kampung Sade yang menjadi tempat tinggal Suku Sasak. Kampung ini terletak tidak jauh dari utara Kuta Mandalika, dan penduduknya masih menjaga kearifan lokal. Rumah ijuk, dinding bambu, kerajinan dan tarian lokal, akan menyambut wisatawan yang berkunjung ke dusun ini.
Harapan dan Strategi ke Depan
Jika orang Indonesia menyebutkan kata pariwisata Lombok, maka yang langsung terlintas adalah Gunung Rinjani. Sebagian kecil akan menyebutkan ketiga Gili dan Pantai Senggigi. Hal ini wajar karena Gunung Rinjani memang terkenal unik dan eksotis. Dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut dan sebuah kaldera di tengahnya, maka Gunung Rinjani adalah destinasi utama para pelancong untuk menaklukkan puncaknya yang menantang itu.
Ketiga Gili pun sering disebut Bali kecil. Bahkan ada jalur pelayaran dari Tanjung Benoa menuju Gili Air, Meno, dan Trawangan.
Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi DSP Mandalika untuk menjadi besar di hari depan. Dengan infrastruktur yang dibangun perlahan, juga sebuah event internasional yang akan menyedot perhatian dunia, tentu ini merupakan kesempatan baik bagi Mandalika untuk terus bersinar di dunia pariwisata Wonderful Indonesia.
Media sosial akan berperan besar bagi kelangsungan dan kebesaran DSP Mandalika. Dalam hal ini pemerintah bisa bernapas lega karena masyarakat Indonesia adalah tipe netizen yang senang publikasi di dunia media sosial. Tanpa dikomando, mereka akan dengan senang hati mengepos gambar Kuta Mandalika dan Sirkuit Mandalika di akun pribadi mereka.
Strateginya tentu dengan mempermudah akses menuju Mandalika. Harga tiket, baik udara, darat, dan laut sebaiknya terjangkau bagi banyak pihak. Sebelumnya penulis mengapresiasi kinerja pemerintah yang menghadirkan jalan bypass dari Bandara International Lombok menuju Mandalika. Waktu tempuh yang tadinya 45 menit, kini terpotong hanya menjadi 15 menit saja. Diharapkan agar di sekitar jalan bypass sepanjang 17 km ini tidak tumbuh pedagang -- pedagang liar yang mengganggu kenyamanan dan keamanan.
Harga tiket event internasional Sirkuit Mandalika sendiri akan menjadi faktor penentu yang penting. Sebelum menggelar MotoGP di tahun 2022, pada tanggal 19 -- 21 November mendatang Sirkuit Mandalika akan menggelar Superbike World Championship (WSBK) Pirelli Indonesian Round. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai penyelenggara telah menetapkan tiket dari yang paling murah Rp 150.000,00 hingga yang paling mahal Rp 1.804.800,00. Hal ini tentu akan menjadi ujian bagi panitia apakah penetapan harga tersebut sudah terjangkau dan mampu menyedot animo masyarakat.
Kemenparekraf bersama pihak swasta perlu bersinergi untuk melakukan promosi dan pengiklanan layanan sarana yang telah dibangun. Diharapkan pula masalah klasik seperti birokrasi dan perizinan tidak menjadi kendala dalam penyediaan akomodasi, terlebih dalam kondisi pandemi seperti ini.
Akhir kata, semoga turis asing tidak hanya salah menyebutkan Bali sebagai sebuah negara, melainkan Lombok juga. Semuanya hanya di Indonesia Aja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H