Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Adulterer (Cerpen Rohani)

24 September 2021   07:24 Diperbarui: 24 September 2021   07:40 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itukah nama nabi itu? Lalu mengapa Ia hanya menulis di tanah dan tidak menjawab seruan orang Farisi? Sementara itu kelompok itu semakin bising, orang -- orang ramai juga semakin kencang berseru di telingaku tentang bagaimana aku seharusnya sudah dilempari batu. Pada akhirnya, orang bernama Yesus itu berdiri. Ia berkata.

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

Lalu Yesus kembali membungkuk dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggalah Yesus dan diriku yang tetap di berada di atas tanah. Tubuhku gemetaran, dan aku masih berupaya untuk meraih kesadaranku. Bayanganku akan berhadapan dengan kematian masih terngiang dengan jelas. Yesus berdiri dan berkata kepadaku.

"Hai, perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"

"Tidak ada, Tuhan."

"Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Aku hanya terpaku mendengar perkataan -- Nya, bahkan tidak menyadari bahwa Ia pun telah tiada di sampingku. Kini aku hanya seorang diri di depan Bait Allah. Aku berbalik dan memandangi bait itu, mengingat bahwa aku berdoa kepada Allah sebelum kegilaan ini terjadi. Dan doaku ternyata dijawab. Yesus telah bersabda kepadaku agar tidak berbuat dosa lagi. Perkataan itu menjadi pertanda bagiku.

Semoga aku dapat mengimaninya dalam kehidupanku ke depannya. Terima kasih, Tuhan.

Cerita lain dapat dilihat di sini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun