Itukah nama nabi itu? Lalu mengapa Ia hanya menulis di tanah dan tidak menjawab seruan orang Farisi? Sementara itu kelompok itu semakin bising, orang -- orang ramai juga semakin kencang berseru di telingaku tentang bagaimana aku seharusnya sudah dilempari batu. Pada akhirnya, orang bernama Yesus itu berdiri. Ia berkata.
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
Lalu Yesus kembali membungkuk dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggalah Yesus dan diriku yang tetap di berada di atas tanah. Tubuhku gemetaran, dan aku masih berupaya untuk meraih kesadaranku. Bayanganku akan berhadapan dengan kematian masih terngiang dengan jelas. Yesus berdiri dan berkata kepadaku.
"Hai, perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
"Tidak ada, Tuhan."
"Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Aku hanya terpaku mendengar perkataan -- Nya, bahkan tidak menyadari bahwa Ia pun telah tiada di sampingku. Kini aku hanya seorang diri di depan Bait Allah. Aku berbalik dan memandangi bait itu, mengingat bahwa aku berdoa kepada Allah sebelum kegilaan ini terjadi. Dan doaku ternyata dijawab. Yesus telah bersabda kepadaku agar tidak berbuat dosa lagi. Perkataan itu menjadi pertanda bagiku.
Semoga aku dapat mengimaninya dalam kehidupanku ke depannya. Terima kasih, Tuhan.
Cerita lain dapat dilihat di sini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI