Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Rich (Cerpen Rohani)

13 September 2021   13:58 Diperbarui: 13 September 2021   18:56 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Aku terkejut, begitu pula orang -- orang di sekitar -- Nya. Tetapi Yesus menyambung lagi, "Anak -- anak -- Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Orang -- orang semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain, "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"

Yesus memandang mereka dan berkata, "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."

Yesus mengakhiri ucapan -- Nya, mengangguk padaku, dan berjalan bersama kerumunan meneruskan penelusuran jalan Yudea. Aku terdiam di pinggir jalan, terpaku seakan petir menyambarku di siang bolong.

Ucapan -- Nya sungguh menusuk ke dalam hatiku. Selama aku pun berpikiran sama dengan Hansel. Dengan seluruh perbuatanku, dengan kepintaranku, aku merasa sudah menggenggam tiket surgawi. Nyatanya tidak. Perbuatan kita tidak berpengaruh, begitu pula dengan kekayaan kita, dan aku setuju dengan silogisme itu. Aku pernah mendengar orang yang sama berkata bahwa segala sesuatu harus ditinggalkan untuk mengikuti -- Nya. Apakah aku bisa meninggalkan kekayaanku?

Aku pun meninggalkan jalanan dengan hati gusar. Apakah itu artinya aku tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah? Apa artinya aku mempelajari seluruh hukum Taurat? Aku mendesah dan menghela napas dengan semua pemikiran ini, dan sepertinya aku sudah tidak begitu peduli lagi dengan kebun anggur Namot. Sepertinya akan kulepas saja transaksi itu, dan esok pun aku tidak berminat lagi untuk berpesiar di Danau Galilea. Aku hanya ingin melakukan sebuah kontemplasi diri.

Kata -- kata terakhir Yesuslah yang menghiburku.

"Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."

Cerita lain dapat disaksikan di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun