"Anak Daud, kasihanilah aku."
Lalu aku merasakan kerumunan itu terdiam. Sebuah jalan seperti terbuka kepadaku. Aku tidak melihatnya, namun aku merasakan sebuah sosok yang hangat sedang berdiri di hadapanku. Seorang dari samping mengatakan padaku agar menguatkan diri, karena sang nabi sedang memanggilku. Panggilan itu berkata seperti ini.
"Apa yang kaukehendaki supaya aku berbuat bagimu?"
"Guru, supaya aku dapat melihat."
"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."
Pada saat itu juga aku merasakan beban di mataku tertanggalkan. Sosok pertama yang kulihat adalah Sang Anak Daud yang berdiri di hadapanku. Sosoknya terlihat lemah lembut dan penuh cinta kasih. Ia tersenyum padaku. Tangan dan kakiku gemetar, tidak percaya akan berkat yang telah aku terima saat ini. Pada saat aku mengumpulkan kekuatan untuk berterima kasih, sang nabi telah dikerubungi oleh kerumunan massa dan kembali bergerak, meninggalkan aku yang tersungkur di jalan.
Aku terdiam, merasakan setiap warna dan cahaya yang merasuk menuju mata. Kini aku dapat melihat. Kini aku dapat melanjutkan hidup. Namun, apa artinya sekarang? Apakah tujuan hidupku hanya mengejar uang belaka? Lalu aku teringat sesuatu. Pemuda di restoran tadi mengatakan bahwa sang nabi juga mengabarkan rahasia Kerajaan Allah. Apakah itu?
Aku ingin mengetahuinya.
Aku ingin mengetahuinya dan menjadi pengikut-Nya. Sepertinya aku telah menemukan tujuan hidupku yang baru. Kutinggalkan semua keinginan duniawi di tempat ini. Aku akan menjadi murid-Nya.
Kisah lain dapat dilihat di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H