Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pramodawardhani 3 [Novel Nusa Antara]

10 Januari 2019   13:30 Diperbarui: 10 Januari 2019   13:50 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Candi-belum-bernama.

"Candi itu belumlah selesai. Tidak ada yang dapat dibanggakan. Hanyalah bongkahan batu belaka. Baiklah kau berkunjung lima tahun lagi, barangkali sudah selesai dan nyaman untuk dipakai bersembahyang."

Muka Udayaditya menunjukkan ekspresi kekecewaan. Ia melempar pandang ke sekeliling dan melihat begitu banyak bunga berwarna -- warni di sekelilingnya. Ia teringat bahwa Pramoda sedang mencari bunga mawar putih.

"Nampaknya kau tertarik dengan bunga -- bunga berwarna putih. Namun aku tidak melihat bunga kamboja di taman ini. Padahal biasanya mereka selalu mekar di musim penghujan seperti sekarang."

Pramoda baru menyadarinya. Anwarudin sebagai penjaga taman dan perawat berbagai tanaman tersebut tidak menanam pohon kamboja di Taman Anyelir. Nanti akan kuperingatkan.

"Kau sangat memerhatikan seni bercocok tanam. Apakah kau juga tertarik pada ilmu merangkai bunga?" ujar Pramoda.

"Bukan seperti itu, tuan putri. Aku tidak bisa melupakan pemandangan bunga kamboja. Pohon kamboja itu hadir melimpah di daerah asalku. Aneh sekali memang. Namanya berasal dari kotaraja kerajaan pulau seberang yang sampai sekarang tidak dapat kami taklukkan. Raja Samagrawira akan berpikir beratus -- ratus kali jika ingin pergi ke tanah Khmer."

Ah. Pramoda hampir melupakan tujuan dua utusan Kerajaan Sriwijaya ini ke tanah Jawa. Lebih baik bertanya sekarang daripada menyesal belakangan.

"Aku teringat sesuatu, kawan. Ada sesuatu hal yang mengganjal pikiranku." ucap Pramoda.

"Katakanlah, tuan putri."

Pramoda berusaha untuk berhati -- hati memilih kata pada ucapannya selanjutnya serta berharap hasil terbaik yang akan keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun