Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rakai Pikatan 2 [Novel Nusa Antara]

14 Desember 2018   13:36 Diperbarui: 14 Desember 2018   13:46 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rakai Pikatan melangkah keluar ruang pustaka kerajaan menuju ruang pertemuan. Tidak berjarak terlalu jauh, hanya dua puluh depa dari ruang pustaka. Dari jarak dua depa di depan pintu Rakai dapat mencium bau tuak yang sangat menyengat. Dia minum -- minum lagi.

Namun sebenarnya orang itu tidak dapat disalahkan. Ruang pertemuan memang tidak memiliki pengaturan pertukaran udara yang baik. "Cukup perhatikan yang terjadi dan jangan mengeluarkan sepatah kata pun," pinta Mpu Manuku kepada Mpu Tantular. Mpu Tantular mengangguk tanda mengerti.

Memasuki ruang pertemuan, ia melihat bahwa Samaratungga sedang duduk di meja besar berbentuk bulat. Di depannya terbentang peta Pula Jawa. Di sampingnya mengelilingi meja berturut -- turut hadir sang panglima kerajaan, Joko Wangkir, sang panglima angkatan laut Mpu Panca dengan bau tuaknya yang khas, serta sang penasihat kerajaan, Jasabhana. Muka musam raja menyambut kedatangan Rakai Pikatan.

"Selamat datang putra mahkota, silakan duduk di kursi kosong di samping Jasabhana."

"Baik, paduka raja."

Raja mulai berkata -- kata, "Kami baru saja bertukar pikiran mengenai adikku, Balaputradewa. Percayalah, kesimpulan yang dihasilkan tidak akan menyenangkan hati. Semua yang hadir disini hanyalah mengingatkan kekuatan perang Kerajaan Sriwijaya. Mereka melupakan kenyataan bahwa aku dan Balaputradewa adalah adik kakak. Bahkan hubungan darah ternyata tidak berarti di hadapan mereka."

"Bukannya kami tidak percaya fakta bahwa kau adalah adik Balaputradewa, ya paduka raja, namun kami melihat Kerajaan Sriwijaya secara keseluruhan. Dalam lima tahun terakhir, kerajaan -- kerajaan besar di nusantara telah lenyap dari permukaan bumi nusantara, yang mulia, bukan hanya Pulau Sumatera. Ke mana perginya Raja Malaka dan Tumasik saat mereka mengepung dataran delta Malaka?"

Joko Wangkir dengan muka serius menjawab respon raja. Rakai Pikatan memperhatikan sang penglima pasukan. Berusia dasa lima, tidak memiliki tubuh kekar dan tegap, dan dengan wajah sedikit lugu, Rakai Pikatan yakin bahwa bukan kemampuan bertempur yang membuatnya terpilih menjadi pemegang posisi tertinggi di pasukan Kerajaan Medang. Melainkan kemampuan analisis dan taktiknya dalam berperang.

"Kau mengatakan ini karena kau tidak melihatku hidup bersama mereka, panglima! Bagaimana mungkin seorang adik dan seorang ayah tega menghanguskan darah daging mereka sendiri?" Raja menjawab tantangan dari Joko Wangkir.

Kali ini Jasabhana yang bersuara. Dengan suaranya yang ringan ia menjawab, "Ya paduka raja, kau dibutakan oleh hubungan kekeluargaan. Lihatlah sejarah -- sejarah kerajaan. Tidakkah Kerajaan Kediri terbelah menjadi dua akibat sang ayah tidak bisa mewariskan kepada putranya yang tertua. Semua perpecahan pada sebuah kerajaan diawali oleh masalah keluarga, ya tuanku."

Raja menggeleng -- gelengkan kepalanya, "Tidak, penasehat. Kau tidak mengerti kuatnya hubunganku dengan ayahku dan adikku. Kau tidak tahu bahwa kerajaan ini, tempat kalian semua ini berdiri sekarang, adalah hasil dari kerja keras ayah dan adikku. Kau tidak memahami bahwa mereka menitipkan kerajaan ini kepadaku secara damai dan berpesan untuk memperluas pengaruh dinasti Syailendra dan agama Buddha di tanah Jawa ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun