Mohon tunggu...
Theofilus Alexander
Theofilus Alexander Mohon Tunggu... Atlet - Pelajar Kolese Kanisius Jakarta

Pelajar Kolese Kanisius Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Olahraga Berlebihan : Ketika Sehat Berubah Menjadi Sakit

27 April 2024   20:13 Diperbarui: 27 April 2024   20:32 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lekuk tubuh yang lebar dan berotot kerap dijadikan sebagai body goals bagi para kaum pria, terutama dalam usaha mereka untuk menarik perhatian wanita. Otot dada yang terdefinisi dengan baik, didukung oleh otot perut yang kencang dan lengan yang menonjol, dianggap sebagai paket komplit bagi banyak pria yang ingin meningkatkan rasa percaya diri mereka dan dilabeli sebagai "orang terkuat yang super kuat" oleh masyarakat.

Namun, obsesi berlebihan dari para pejuang muda ini mendorong mereka untuk mencapai tujuan mereka secepat mungkin. Antusiasme yang terlalu tinggi mendorong mereka untuk berlatih dengan intensitas yang tinggi, mengikuti program dan regimen amatir tanpa bimbingan yang tepat, serta seringkali tanpa memperhatikan teknik yang benar. Latihan yang terlalu intens dan tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan kondisi overtraining.

Apa itu overtraining?
Overtraining adalah kondisi ketika seseorang berlatih secara berlebihan melebihi kemampuan tubuhnya untuk pulih. Hal ini terjadi ketika seseorang berlatih keras tanpa memberikan jeda yang cukup untuk beristirahat. Secara ideal, tubuh membutuhkan waktu istirahat selama 1-2 hari untuk meregenerasi sel-sel tubuh yang rusak akibat olahraga. Waktu pemulihan juga digunakan untuk menghilangkan sisa-sisa penumpukan asam laktat yang menyebabkan kekakuan pada tubuh. Selama periode pemulihan ini, tubuh juga menggunakan waktu untuk menghilangkan sel-sel otot yang lama dan membangun massa otot baru.

Apa dampak overtraining?
Latihan intensif tanpa jeda memaksa tubuh untuk bekerja tanpa istirahat. Bina raga yang berlebihan menyebabkan penumpukan asam laktat pada otot. Tubuh yang terlalu banyak mengandung asam laktat menyebabkan kaku pada sendi dan otot. Selain itu, membina raga secara terus menerus menyebabkan tubuh kelelahan yang meningkatkan resiko terjadinya berbagai komplikasi cedera karena otot dan jaringan lunak tidak memiliki waktu untuk beregenerasi. Sel dan jaringan yang kelelahan berujung pada melemahnya sistem kekebalan tubuh, menyebabkan rentannya tubuh mengalami penyakit dan infeksi. Bila diabaikan terus- menerus, overtraining dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya.

Overtraining dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, yang dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme dan pertumbuhan otot. Hal ini berkorelasi dengan lambatnya pertumbuhan otot pada seorang binaragawan yang mengalami overtraining, mengingat sel-sel tubuhnya yang kesulitan untuk beregenerasi. Gangguan hormon pada tubuh juga berimbas pada masalah kesehatan mental seperti merasa tertekan, cemas, murung, dan mudah tersinggung. Parahnya, kondisi overtraining dapat mengganggu pola tidur seseorang, menyebabkan insomnia atau tidur yang tidak nyenyak.

Tidak hanya menyebabkan dampak negatif secara fisik dan mental, overtraining juga dapat melemahkan antusiasme seorang binaragawan untuk berlatih. Semangat yang terlalu dipacu dengan latihan yang terlalu intens dapat menyebabkan kelelahan sendiri bagi para binaragawan. Latihan yang awalnya menyenangkan menjadi semakin melelahkan bahkan membosankan. Tubuh yang tidak mendapat istirahat yang cukup dapat menimbulkan perasaan kelelahan yang berkelanjutan, seperti merasa lelah atau mudah merasa kehabisan tenaga. Tanpa variasi latihan yang cukup dan jeda yang diperlukan, seorang binaragawan dapat kehilangan motivasi untuk berlatih dan mengalami penurunan daya saing. Binaragawan yang mengalami overtraining cenderung lebih sering melewatkan latihan dan akhirnya berhenti berlatih.

Apa yang sebaiknya dilakukan?
Layaknya mesin, tubuh yang mengalami overheat membutuhkan waktu untuk mendinginkan dirinya kembali. Sebagaimana anjuran para ahli kesehatan, latihan yang baik sebaiknya dilakukan 3-5 kali seminggu. Dengan istirahat yang cukup, tubuh akan mendapatkan efek positif dari latihan tersebut tanpa perlu mengalami efek samping seperti pegal sepanjang hari dan kaku setiap saat. Untuk menjaga semangat dan menghindari rasa bosan serta kelelahan selama berlatih, disarankan untuk memperhatikan variasi program latihan. Menetapkan target latihan dan menjadwalkan latihan dengan baik dapat menciptakan program latihan yang terstruktur, yang lebih baik lagi jika dilakukan di bawah bimbingan seorang pelatih. Penting juga untuk tidak melupakan asupan gizi yang cukup, termasuk konsumsi makanan seimbang sesuai dengan prinsip 4 sehat 5 sempurna, untuk menjaga keseimbangan protein dan nutrisi yang diperlukan tubuh.

SUMBER REFERENSI

[1]

https://g.co/kgs/h9ne1Af 

[2]

https://www.sehataqua.co.id/overtraining-adalah/ 

[3]

9 Dampak Overtraining Syndrome Bagi Tubuh Akibat Olahraga Berlebihan - Semua Halaman - Grid Health

[4]

https://g.co/kgs/BCe3C6i

[5]

https://health.kompas.com/read/22L24103000468/kenali-apa-itu-sindrom-overtraining-gejala-dan-cara-pencegahannya?page=all  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun