PENDAHULUAN
      Selama bertahun-tahun, kata "ekonomi" selalu digunakan karena dianggap penting untuk keberlangsungan sebuah negara. Indonesia, sebuah negara berkembang, memiliki kondisi ekonomi yang tidak menentu atau tidak stabil tergantung pada kondisi negara lain.Â
Beberapa faktor yang mempengaruhi perekonomian termasuk sumber daya alam, populasi, sumber daya manusia, barang modal, teknologi, dan sistolik. Namun, perekonomian tidak hanya bergantung pada kekayaan negara seperti yang disebutkan di atas. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, pemerintah harus berusaha mencari pembiayaan baru untuk pembangunan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Investasi asing dan utang luar negeri dapat menjadi sumber pembiayaan internasional ini.
Utang, atau, dalam hal ini, utang negara berdasarkan UU nomor 1 tahun 2004, adalah jumlah uang yang harus dibayar pemerintah pusat dan/atau kewajiban pemerintah pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, perjanjian, atau alasan lain yang sah. "Pengaruh Utang Negara terhadap Pertumbuhan Perekonomian" adalah judul konten yang ditayangkan di Kompasiana.com.
TUJUAN
      Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengurangi dampak utang negara dengan cara yang tidak membahayakan kesejahteraan masyarakat.
METODE
      Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena dapat mengumpulkan informasi penting dari lima jurnal yang ditemukan. Kami menggunakan empat jurnal domestik dan satu jurnal internasional. Data yang rasional dan ilmiah dapat diperoleh melalui pendekatan kuantitatif ini.
PEMBAHASAN
Defisit anggaran, yang terjadi ketika pemerintah menghabiskan lebih banyak uang daripada yang diperoleh dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya, adalah salah satu penyebab utama utang negara. Jika ini terjadi, pemerintah harus meminjam uang untuk menutupi kekurangan tersebut. (Soebagiyo, 2016)
Perang dan Konflik: Perang atau konflik bersenjata dapat menyebabkan pemerintah meminjam uang untuk operasi militer dan pemulihan pasca-perang. Ini sering menghasilkan peningkatan utang negara yang signifikan. Jumlah utang negara yang tidak mencukupi untuk mengatasi masalah kesejahteraan adalah masalah yang serius. Ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dapat terjejas oleh utang yang terlalu besar. Beberapa efeknya termasuk Pembatasan Anggaran: Jika pemerintah memiliki utang yang besar, mereka mungkin harus membatasi anggaran mereka untuk membayar bunga utang, yang mengurangi dana untuk layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. (Wicakso, 2018)
Inflasi: Pemerintah mungkin mencetak lebih banyak uang untuk membayar utang, yang dapat menyebabkan inflasi. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli dan kesejahteraan ekonomi.
Rendahnya Investasi dalam Pembangunan: Jika pemerintah terlalu terbebani utang, mereka mungkin tidak dapat menginvestasikan dana yang cukup dalam pembangunan ekonomi jangka panjang yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ketidakpastian Ekonomi: Ketidakpastian ekonomi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menimbulkan ketidakstabilan sosial.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah harus mengurangi defisit anggaran, meningkatkan efisiensi pengeluaran publik, dan mencari sumber pendapatan yang berkelanjutan. Selain itu, diperlukan rencana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memastikan bahwa dana publik dialokasikan secara efisien untuk meningkatkan kesejahteraan publik.
Daya Saing Global Berkurang: Negara-negara dengan utang tinggi mungkin kesulitan untuk bersaing di panggung global. Kemampuan mereka untuk berinovasi, menarik investasi, dan terlibat dalam perdagangan internasional dapat terhambat oleh kendala ekonomi.
 Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya hutang negara dapat menjaga Jaring Pengaman Sosial: Utang negara yang tinggi dapat memungkinkan pemerintah mempertahankan jaring pengaman sosial yang kuat dan program kesejahteraan yang memberikan dukungan penting bagi populasi yang rentan.Â
Pada saat kemerosotan atau krisis ekonomi, program-program ini menjadi semakin penting. Beban utang yang signifikan dapat memastikan bahwa warga memiliki akses ke perawatan kesehatan, pendidikan, tunjangan pengangguran, dan layanan penting lainnya, mendorong stabilitas sosial dan mencegah kesulitan yang ekstrim. Komitmen terhadap kesejahteraan ini menggarisbawahi nilai-nilai kasih sayang dan solidaritas bangsa.
KESIMPULAN
Perekonomian tidak hanya bergantung pada kekayaan negara seperti yang disebutkan di atas. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, pemerintah harus berusaha mencari pembiayaan baru untuk pembangunan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Investasi asing dan utang luar negeri dapat menjadi sumber pembiayaan internasional ini. Utang negara yang tinggi dapat memungkinkan pemerintah mempertahankan jaring pengaman sosial yang kuat dan program kesejahteraan yang memberikan dukungan penting bagi populasi yang rentan.
DAFTAR PUSTAKA
Wicaksono, A., & Purbawa, Y. (2018). Hutang negara dalam reforma agraria studi implementasi mandat 9 juta hektar tanah Indonesia. BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, 4(1), 24-38.
Soebagiyo, D., & Panjawa, J. L. (2016). Determinan Surat Utang Negara (SUN) dengan Pendekatan ECM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H