Contoh lainnya adalah ketika Leonardo Bonucci justru memprotes dengan menyalahkan FIFA dengan menyebut aturan Play-Off adalah sebuah “kegilaan mutlak”. Disaat seharusnya bersama-sama fokus memperbaiki penampilan serta kualitas, justru mereka terlalu sibuk untuk menanggapi intervensi yang datang dari luar. Hal ini pada akhirnya berdampak pada performa Timnas Italia sendiri.
Seperti kata Gattuso ketika menjadi pelatih Napoli, “Sebuah tim perlu memiliki Grinta yakni tekad dan determinasi dalam bermain sambil terus mengupayakan permainan yang berkualitas”. Demikian juga halnya dengan Timnas Italia, sebagai sebuah tim yang memiliki sejarah panjang di gelaran Piala Dunia maka hal ini perlu untuk dibentuk lagi.
Semoga dengan kegagalan lolos di Piala Dunia Qatar 2022, Timnas Italia dapat berbenah dan kembali mengupayakan agar dapat menjadi tim yang memiliki Grinta dalam bermain sehingga para Tifosi bukan hanya mengenang keberhasilan di Piala Dunia 2006, tetapi dapat melihat pemain-pemain seperti Raspadori, Locatelli, Tonali, Barella, Meret, Lorenzo Pellegrini bersinar dan membawa Timnas Italia menjadi juara dunia suatu saat nanti.
Forza Gli Azzurri!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H