Bank Indonesia mengadakan ASEAN Fest 2023 yang merupakan pagelaran inklusif yang dapat menjadi ajang masyarakat untuk memaknai momentum tersebut. ASEAN Fest yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Jakarta Convention Center (JCC) pada 22-25 Agustus 2025, merupakan side event dari ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AMFGM) kedua tahun 2023. ASEAN Fest mengundang masyarakat untuk memperoleh pengetahuan sekaligus merasakan semangat ASEAN 2023 melalui suguhan ragam kegiatan antara lain seminar, "Kampung ASEAN" sebagai wahana edukasi kultur, karakteristik dan kuliner seluruh negara ASEAN, museum pertemuan ASEAN, serta pameran UMKM dan festival inklusi keuangan.
hal lain yang terjadi saat mengadakan ASEAN Fest 2023 berikut adalah Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan Festival Inklusi Keuangan Digital (DFI) sebagai bagian dari rangkaian ASEAN Fest 2023 dapat meningkatkan inklusi keuangan digital di masyarakat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Digital Financial Inclusion Festival bertujuan menampilkan kebijakan, praktik-praktik terbaik, dan inisiatif ASEAN dalam mendorong inklusi keuangan digital yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," kata Perry Warjiyo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
DFI Festival merupakan output dari Priority Economic Deliverables Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023. DFI juga berupaya memperluas pemahaman masyarakat akan pentingnya literasi keuangan digital melalui dengan kegiatan berupa pameran dan seminar.
Priority Economic Deliverables dikategorikan ke dalam tiga sasaran strategis, yaitu:Â
1) Recovery and Rebuilding: Membangun kembali pertumbuhan regional melalui pasar terkoneksi dan daya saing baru.
2) Digital Economy: Mempercepat transformasi dan partisipasi ekonomi digital yang inklusif.
3) Sustainability: Mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan untuk masa depan yang berketahanan.
Jika diterapkan sepenuhnya, Â Priority Economic Deliverables (PED) ini dapat berkontribusi secara signifikan dalam memperdalam agenda integrasi ekonomi ASEAN dan upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi di kawasan ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga mengacu pada penggunaan bauran kebijakan ekonomi. Bauran kebijakan ini mencakup berbagai instrumen kebijakan seperti intervensi nilai tukar, pengelolaan arus modal, dan kebijakan makroprudensial. Penggunaan berbagai instrumen ini memungkinkan Indonesia untuk merespons dinamika ekonomi global dengan lebih efektif. Keberhasilan ini dapat dilihat dari stabilitas ekonomi yang telah dicapai dan kemampuan untuk mengatasi ketidakpastian global.