Mohon tunggu...
TJT
TJT Mohon Tunggu... Koki - Leader of racially not motivated server

Stock enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Sejarah dari Politik Etis?

18 November 2022   17:40 Diperbarui: 18 November 2022   17:49 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu politik etis? adalah kebijakan yang dikeluarkan pada tanggal 1901 oleh pemerintah hindia belanda. Kebijakan ini dulu diterapkan untuk balas budinya bangsa belanda terhadap bangsa indonesia. Bagi sebagian orang yang tidak mengetahui politik etis bisa disebut dengan nama lain yaitu politik balas budi. 

Kebijakan politik etis ini diselenggarakan untuk kesejahteraan terhadap masyarakat hindia belanda. Politik etis berisi 3 program yaitu irigasi, edukasi dan transmigrasi 

Sejarah 

Politik etis, dimulai dengan seorang ahli hukum dari belanda bernama Van Deventer. Membuat kisah di majalah De gids berjudul Eue Eereschuld atau hutang budi. Kemudian gagasan tersebut dapat perhatian ratu Wilhelmina dan mendapatkan dukungan dari ratu Wilhelmina.

Pada tanggal 17 september 1901, sang ratu belanda Wilhelmina mengumumkan kepada belanda bahwa harus ada kesejahteraan masyarakat hindia belanda lewat pidatonya. 

Edukasi

Program politik etis ini disebut edukasi, karena melalui program edukasi ini bisa meningkatkan kualitas sumber manusia indonesia (SDM) di indonesia. Tujuan selain mempercerdas sumber daya manusia (SDM) adalah mengurangi angka buta huruf.

Dari program ini mulailah pengadaan sekolah untuk rakyat. Tetapi, waktu itu hanya laki-laki saja yang boleh mengejar pendidikan di sekolah, sedangkan para perempuan belajar di rumah. Penjelasan tersebut berdasarkan Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908-1945 (2001:7). Contoh sekolah saat program politik etis dibuat:

  •       Hollandsche Inlandsche School (HIS), adalah sekolah dasar untuk masyarakat pribumi.

  •       Europeesche Lagere School (ELS), adalah sekolah dasar untuk anak Eropa dan para pembesar pribumi.

  •       Hogere Burgerlijk School (HBS), adalah sekolah menengah yang diperuntukkan bagi siswa lulusan ELS.

  •       Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), adalah sekolah menengah bagi siswa lulusan HIS.

  •       Algemeene Middelbare School (AMS), adalah sekolah menengah atas bagi siswa lulusan HBS dan MULO.

  •       School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA), adalah sekolah pendidikan dokter Jawa.

  •       Recht Hoge School, adalah sekolah hukum.

  •       Landbouw School, adalah sekolah pertanian .

  •       Technik Hoghe School, adalah sekolah teknik.

Konklusinya dari sini, kita bisa melihat dampak positifnya itu lebih banyak banyak walaupun tidak bisa dipungkiri ada dampak negatif juga. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai dampak positif dan akar muncul-munculnya organisasi seperti Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dll. Munculnya organisasi membantu proses kemerdekaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun