Kini sistem demokrasi Indonesia menelan apa yang dinamai dengan mekanisme pemungutan suara. Mekanisme politik Indonesia hampir tidak ada segi-segi musyawarah di dalamnya.Â
Mekanisme dan sistem politik Indonesia dihiasi dan dilumuri oleh nilai-nilai keegoisan manusia yang diterima begitu saja, tanpa ada usaha untuk menekan hal tersebut demi kepentingan umum. Dampaknya, partai politik yang 'gila' berhak memecah masyarakat, guna mendapatkan suara, meskipun mereka mengaku partainya tersebut atas dibentuk atas keresahan masyarakat.Â
Elite politik Indonesia 'menggila' tiap menjelang pemilihan presiden. Kini dampaknya masyarakat pun ikut 'menggila', lalu apakah mekanisme pemungutan suara sesuai dengan nilai kebudayaan serta kondisi masyarakat Indonesia? Faktanya mekanisme voting adalah produk asing. Jadi apabila ada capres mengaku anti asing tapi tetap menghendaki voting, itulah capres yang inkonsisten!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H