Mohon tunggu...
Travel Story Artikel Utama

Kapernaum, Rubuhnya Pinus Kami

3 September 2016   17:48 Diperbarui: 4 September 2016   01:24 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisa rumah-rumah penduduk Kapernaum dengan latar belakang sinagoga.

Mungkin anda akan berpikir bahwa tulisan ini lebay. Pohon yang sudah tua dan lapuk jatuh atau rubuh sudah biasa. Di Jakarta, satu kali hujan satu pohon rubuh menutup jalan. Itu sudah biasa. Di desa-desa, pohon besar rebah menimpa rumah juga tidak istimewa. Tapi akan lain cerita kalau peristiwanya terjadi di Kapernaum, di tepi Danau Galilea, Israel.

Kapernaum adalah situs penting dalam sejarah Kekristenan. Di tempat ini dua ribu tahun yang lalu, jemaat Kristen perdana berkumpul, memecah roti, dan mendengarkan pengajaran para rasul. Kita masih bisa melihat sisa tembok rumah santo Petrus, sisa struktur gereja dari zaman bizantin, sisa sinagoga dari abad pertama dan keempat, serta sisa-sisa rumah-rumah para pencari ikan di Galilea.

Gereja modern di Kapernaum, dibangun di atas sisa rumah santo Petrus.
Gereja modern di Kapernaum, dibangun di atas sisa rumah santo Petrus.
Petrus adalah salah satu pencari ikan yang hidup dua milenium yang lalu. Sewaktu Yesus memanggil Petrus di tepi danau untuk menjadi rasul-Nya, Petrus tersungkur di kaki Yesus sambil berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku sebab aku ini orang berdosa!”. Dan kemarin sore, 2 September 2016, pukul 16.16 waktu setempat, pohon pinus kami rubuh, tersungkur di kaki patung Petrus. Entah apa yang dia katakan kepada Petrus, saya tidak bisa mendengarnya.

Pagi kemarin kami sudah tahu bahwa pohon pinus itu akan rubuh. Akarnya sudah terangkat. Dia sudah sekarat. Sebentar lagi tamat. Entah berapa usianya, dugaan saya sekitar seratus tahun. Barangkali ia sudah merasa cukup menjadi saksi beberapa penemuan penting di Kapernaum.

Akar pohon sudah mulai terangkat.
Akar pohon sudah mulai terangkat.
Kapernaum dulunya kota penting. Letaknya di perbatasan antara kerajaan Herodes Antipas dan kerajaan Herodes Filipus, membuat Kapernaum dijaga oleh banyak serdadu. Jalur Via Maris yang melewati Kapernaum adalah jalur perdagangan penting yang menghubungkan Tirus, Sidon dan Damaskus di utara dengan Bet Shean sampai Arab di sebelah selatan. Selain itu Via Maris juga menghubungkan wilayah Galilea dengan Laut Mediterania di sebelah barat. Kapernaum juga terletak di perbatasan antara tanah suku Zebulon dan tanah suku Naftali.

Yesus melakukan banyak mukjizat dan memberikan banyak pengajaran di tempat yang selalu ramai pada masanya ini. Yesus juga sering mengunjungi sinagoga Kapernaum yang sisa temboknya masih bisa kita lihat sekarang. 

Sisa sinagoga abad keempat dari batu kapur putih, dan sisa sinagoga abad pertama dari batu basalt hitam (di bagian bawah).
Sisa sinagoga abad keempat dari batu kapur putih, dan sisa sinagoga abad pertama dari batu basalt hitam (di bagian bawah).
Selain memanggil Petrus menjadi rasul-Nya, di tempat ini Yesus juga memanggil beberapa rasul yang lain: Andreas, Yakobus, Yohanes dan Matius. Selain Matius, empat rasul dari Kapernaum adalah nelayan. Matius sendiri seorang pemungut pajak di Kapernaum, di jalur perdagangan yang ramai ini. Sewaktu menjadi tukang pajak, ia bernama Lewi. Karena itulah injil Matius memberikan lebih banyak cerita tentang Kapernaum dibandingkan tiga injil yang lain. Bagaimana tidak, Matius menyaksikan sendiri sejak awal mula Yesus berkarya di Kapernaum. Demikian Matius mengutip kitab Nabi Yesaya untuk menggambarkan Kapernaum, “Tanah Zebulon dan Naftali, jalan ke laut (Via Maris), daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar; dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.”(Mat.4:15-16)

Zaman Yesus berlalu, para murid pun tersebar untuk mewartakan injil. Kapernaum tetap menjadi tempat berkumpul jemaat. Mereka mendirikan Domus Ecclesia yang berarti Rumah-Gereja. Pada abad kelima, era Bizantin, sebuah gereja didirikan satu setengah meter di atas bekas tembok rumah Petrus dan Rumah-Gereja, dengan menyisakan tembok-tembok dua bangunan sebelumnya. Sinagoga yang sudah ada sejak zaman Yesus juga dibangun kembali pada abad keempat di atas sinagoga yang lama.

Setelah sekian banyak mukjizat dan pengajaran yang dibuat oleh Yesus di Kapernaum, banyak orang tetap tidak percaya bahwa Dia-lah mesias yang sudah dinantikan berabad-abad oleh orang-orang Yahudi. Yesus pun mengecam Kapernaum, mengecam kedegilan hati para penduduknya. Matius menuliskan kata-kata Yesus demikian, “Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.”(Mat.11:23)

Benarlah kata-kata Yesus itu. Kapernaum ditunggangbalikkan oleh gempa bumi besar pada abad ketujuh, dan tidak pernah dibangun kembali sejak saat itu. Kota yang penting dua ribu tahun lalu itu terkubur di bawah tanah, di dunia orang mati, berabad-abad lamanya. Bahkan beberapa keluarga suku Bedouin, yang notabene nomaden, pernah tinggal di atas tanah Kapernaum tapi mereka tidak mengetahui bahwa ada situs penting di tanah ini.

Sisa rumah-rumah penduduk Kapernaum dengan latar belakang sinagoga.
Sisa rumah-rumah penduduk Kapernaum dengan latar belakang sinagoga.
Sampai kemudian pada tahun 1894, tanah ini dibeli oleh para biarawan Katolik Fransiskan karena mereka melihat beberapa puing bangunan yang dalam perkiraan mereka adalah sisa-sisa bangunan penting di wilayah ini. Singkat cerita, sejak saat itu sisa sinagoga zaman Yesus dan sinagoga zaman romawi ditemukan, bekas gereja zaman Bizantin lengkap dengan tembok rumah Petrus dan tembok Rumah-Gereja juga ditemukan, begitu pula dengan reruntuhan rumah-rumah penduduk Kapernaum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun