Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masa dan Waktu (Pengkhotbah 3:1)

10 Juli 2024   00:53 Diperbarui: 10 Juli 2024   01:04 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sebuah ladang yang dipenuhi rumput hijau dan bunga merah muda di depan gunung bersalju. Sumber: Pexels / Pixabay

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya (Pengkhotbah 3:1).

Kompasianer yang terkasih, apa sih bedanya masa dan waktu yang dimaksud ayat tersebut? Mari kita lihat dari King James Version: "To every thing there is a season, and a time to every purpose under the heaven." Mayoritas Alkitab berbahasa Inggris juga menerjemahkan demikian: a season (musim) and a time (waktu). Kata season dari teks Ibrani zeman yang artinya waktu yang ditentukan, sedangkan kata time dari teks Ibrani eth yang artinya waktu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata musim artinya masa; waktu (ketika ada suatu peristiwa). Sedangkan kata waktu artinya seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dengan demikian, masa menunjuk pada suatu peristiwa yang telah ditentukan dan waktu menunjuk pada proses terjadinya peristiwa tersebut. Itu berarti, masa adalah ketetapan Allah dan waktu adalah bagian manusia untuk menjalani apa yang telah ditetapkan Allah bagi dirinya.

Untuk itulah, kemudian dipaparkan 14 peristiwa yang berkontradiksi di dalam waktu yang harus dijalani manusia di ayat 2-8 (silakan dibaca sendiri ayat-ayatnya). Dimulai dengan "Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal..." (ayat 2) dan diakhiri dengan "...ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai" (ayat 8). Manusia lahir dalam kelemahan dan ketidakberdayaan serta menjalaninya dalam kesesakan dan kesengsaraan, namun akhirnya ia akan mengalami damai. Kata damai dari teks Ibrani shalom yang artinya damai sejahtera yang paripurna. Dan mengalami damai sejahtera Allah itulah tujuan (purpose) manusia yang diproses dengan berbagai peristiwa yang dialaminya dalam waktu. Dari sinilah kita memahami dan bersyukur bahwa Allah hadir dalam setiap waktu pada saat kita mengalami berbagai peristiwa di dunia ini.

Dari perjalanan hidup sebagai orang beriman kita akhirnya mengerti akan apa yang telah kita alami di dalam aneka peristiwa yang tadinya sangat sukar untuk diterima. Mengapa demikian? Yang pertama, supaya kita menyadari bahwa pikiran kita terbatas untuk memahami hikmat Allah (ayat 11). Yang kedua, supaya kita menyadari bahwa semua yang diperoleh dari kerja keras kita hanyalah pemberian Allah (ayat 10, 12-13). Dan yang ketiga, supaya kita menyadari bahwa takut akan Allah itulah yang menjaga jalan kita tetap ada di dalam kehendak-Nya (ayat 14). Dalam kekekalan Allah telah menetapkan rencana-Nya yang indah bagi manusia, dan dalam waktu manusia harus diproses dengan peristiwa-peristiwa yang berkontradiksi sehingga ia belajar percaya dan bergantung sepenuhnya kepada Allah meskipun untuk itu ia harus menderita, kecewa dan putus asa, namun dalam kasih setia Allah menyertai dan menolongnya tepat pada waktunya. Amin, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun