Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya. Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya (Mazmur 146:5-6).
Kompasianer yang terkasih, mazmur ini dibuka dan ditutup dengan "Haleluya!" (ayat 1 dan ayat 10). Ini adalah suatu ajakan bagi kita untuk memuji Tuhan. Tetapi, memuji Tuhan bukan sekedar kata-kata yang terucap begitu saja, pujian itu merupakan pengakuan iman; mengakui Tuhan ada dan hadir bagi umat-Nya. Pemazmur tidak hanya mengajak kita, namun ia mengajak jiwanya juga untuk memuji Tuhan, yang mungkin saja waktu itu jiwanya sedang tertekan, takut dan cemas sebagaimana kita pada hari ini.
Di sini pemazmur sedang membagikan solusi yang terbaik dari hal yang terburuk adalah ketika kita memuji Tuhan, karena dengan melakukannya maka jiwa kita mendapatkan damai dan sejahtera, sesuai dengan janji Tuhan. Pada ayat 2, menunjukkan komitmen yang kuat dari pemazmur meskipun ia dalam masa yang sukar, tetapi ia percaya dengan iman bahwa Tuhan memberikannya kekuatan ketika ia memuji Tuhan ketimbang ia bersungut-sungut dan mengutuki keadaannya.
Sebagai orang beriman kita memuji Tuhan sebagai bukti bahwa kita adalah orang yang hidup. Kasih karunia Tuhan itulah yang menghidupkan kita, jadi sudah sepatutnya Ia dipuji. Kalau kita masih ada sampai hari ini, itulah bukti Tuhan ada, menyertai dan memberkati kita. Ayat 3-4 menjadi peringatan bagi kita. Para bangsawan atau pejabat, para elit atau orang-orang kaya adalah manusia terbatas yang tidak boleh kita bersandar untuk memperoleh pertolongan.
Kita hanya mempunyai Tuhan sebagai satu-satunya penolong dan harapan. Kita percaya Tuhan hadir dan menolong kita bukan hanya pada saat-saat tertentu, tetapi kapan pun Ia berkenan.Â
Dia adalah pencipta langit dan bumi, ketika pemerintah dunia tidak sanggup menolong rakyatnya, Tuhan adalah Raja di atas segala raja yang tidak terbatas kuasa-Nya untuk menolong umat-Nya. Dia bukan hanya mencipta, tapi juga bertanggung jawab atas ciptaan-Nya itu.
Di ayat 7-9, ada banyak kategori orang-orang yang ditolong Tuhan, bukan hanya soal ekonomi, tapi soal kesehatan, soal jiwa, dan soal keselamatan kekal, semuanya Tuhan jamin ketika Mesias itu datang. Mesias itulah Kristus yang sudah datang, yang kita imani sudah memberikan keselamatan yang kekal, maka keselamatan dalam keseharian kita pun tentu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari karya penebusan-Nya.
Ayat 9 membuktikan Tuhan juga menjaga orang-orang asing serta menegakkan anak yatim dan janda. Kata 'menegakkan' menunjukkan pemulihan harapan anak yatim dan janda yang pada masa itu hanya bergantung kepada ayah dan suami sebagai penopang hidup sehari-hari. Kehilangan kepala keluarga tidak berarti harus kehilangan harapan karena masih ada Tuhan yang selalu bersedia menolong orang-orang yang tidak berdaya.
Saya menutup artikel ini dengan sebuah kesaksian. Pada masa pandemi Covid-19 di tahun 2020 yang lalu, adik saya harus mengambil cuti kuliah di semester akhir yang sebentar lagi akan menjadi seorang dokter gigi karena mama tidak sanggup lagi membiayainya pasca papa meninggal di tahun 2017 silam. Saya sebagai Pendeta yang juga hidup pas-pasan tidak dapat berbuat banyak untuk menolong. Dengan modal apa adanya mama dan adik mencoba berjualan makanan secara online.
Usaha penjualan makanan tidak berjalan sesuai harapan, ada saja pemesanan tapi belum untung. Namun mereka tetap setia melayani di gereja dan tiap malam selalu ikut berdoa bersama saya, isteri dan anak-anak di rumah kami yang kebetulan berdekatan. Setiap malam kami memuji Tuhan, membaca Alkitab dan berdoa syafaat. Puji Tuhan, meskipun keadaan sulit namun mama dan adik selalu menyatakan iman, bahwa mereka percaya Tuhan pasti menolong tepat pada waktu-Nya.
Akhirnya pertolongan Tuhan itu datang! Pada bulan Maret 2021, tepat setahun pandemi, tawaran kerja datang kepada adik saya, dan dia diterima sebagai karyawan di salah satu perusahaan internasional sebagai tenaga marketing di area Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Ini bertolak belakang dengan pendidikan kedokteran giginya, namun justru dia berhasil menjalaninya, bahkan dia berada di peringkat kedua dalam volume penjualan, hanya sedikit di bawah seniornya.
Hal ini yang membuat perusahaan memutasinya ke area Depok dan Bogor yang pada waktu itu lambat tingkat penjualannya. Dan saya bersyukur, adik saya tetap setia membantu di tim multimedia gereja kami, dia tidak lupa melayani sebagai ucapan syukurnya kepada Tuhan. Demikian juga dengan mama saya, beliau di usia yang sudah tidak lagi muda justru mendapatkan pekerjaan tujuh bulan setelah adik bekerja, dan bulan ini tepat dua tahun sudah mama saya bekerja dan tetap sehat. Haleluya!
Demikian pelajaran Alkitab, renungan dan kesaksian yang dapat saya bagikan pada hari ini. Tetap percaya dan tetap semangat, Tuhan itu satu-satunya penolong dan harapan. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H