Di sinilah inti pergumulan dalam menghadapi pencobaan. Mengapa? Karena hati berbicara tentang kehendak bebas manusia. Ingat, kalau dari pihak Tuhan disebut menguji, bukan mencobai, agar manusia menaati Tuhan dengan satu keputusan yang menjadi perbuatan dengan kesadarannya. Sedangkan Iblis mencobai manusia supaya tidak menaati Tuhan dan menjauhkan manusia dari Tuhan untuk selama-lamanya.
Jadi, di ayat 3 dan 4 tersebut Daud memohon kepada Tuhan untuk memberinya kekuatan kepada mulut dan hatinya dari pencobaan. Akhirnya, Daud menggiring kita agar berpusat kepada Tuhan, karena hanya Dialah tempat berlindung yang paling aman dari jerat orang-orang fasik (ayat 8-9). Dengan doa, pujian dan permohonan yang dinaikkan dengan iman tadi, maka kita dapat melewati setiap pencobaan (ayat 10b).
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:4-7).
Demikian pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini. Selamat beraktivitas, sampai jumpa pada tulisan berikutnya. Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian. Haleluyah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H