Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Curhat Memohon Keadilan dari Tuhan (Mazmur 26:1-7)

13 April 2023   20:07 Diperbarui: 27 Agustus 2024   16:52 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Seperangkat alat yang melambangkan keadilan datangnya dari palu hakim. Sumber: Pixabay/succo

2. "Selidiki batinku dan hatiku" (ayat 2b).

Daud mengungkapkan seluruh pribadinya yaitu pikiran, motif, dan tindakannya di hadapan Tuhan dengan apa adanya.

Kedua alasan tersebut bukan menunjukkan kesombongan, tetapi inilah kejujuran dan kerendahhatian Daud di hadapan Tuhan. Daud sangat yakin bahwa dirinya patut mendapatkan perhatian Tuhan demi memperoleh keadilan: "Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu" (ayat 3).

Kemudian Daud menambahkan bukti-bukti, bahwa ia tidak hidup menyimpang:

1. Aku tidak duduk dengan penipu (ayat 4).

2. Aku tidak bergaul dengan orang munafik (ayat 4).

3. Aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat (ayat 5).

4. Aku tidak duduk dengan orang fasik (ayat 5).

Namun tidak berarti Daud hidup secara inklusif, sebagaimana orang Farisi hidup di zaman Yesus. Tetapi orang-orang yang mempraktikkan kehidupan berdosa menjadi gaya hidup, itulah yang dijauhi oleh Daud. Sebaliknya, Daud menunjukkan kehidupan yang benar dan berkenan kepada Tuhan, yaitu:

1. Beribadah kepada Tuhan dalam kekudusan (ayat 6).

2. Bersyukur dan bersaksi akan perbuatan Tuhan yang ajaib (ayat 7).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun