2. "Selidiki batinku dan hatiku" (ayat 2b).
Daud mengungkapkan seluruh pribadinya yaitu pikiran, motif, dan tindakannya di hadapan Tuhan dengan apa adanya.
Kedua alasan tersebut bukan menunjukkan kesombongan, tetapi inilah kejujuran dan kerendahhatian Daud di hadapan Tuhan. Daud sangat yakin bahwa dirinya patut mendapatkan perhatian Tuhan demi memperoleh keadilan: "Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu" (ayat 3).
Kemudian Daud menambahkan bukti-bukti, bahwa ia tidak hidup menyimpang:
1. Aku tidak duduk dengan penipu (ayat 4).
2. Aku tidak bergaul dengan orang munafik (ayat 4).
3. Aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat (ayat 5).
4. Aku tidak duduk dengan orang fasik (ayat 5).
Namun tidak berarti Daud hidup secara inklusif, sebagaimana orang Farisi hidup di zaman Yesus. Tetapi orang-orang yang mempraktikkan kehidupan berdosa menjadi gaya hidup, itulah yang dijauhi oleh Daud. Sebaliknya, Daud menunjukkan kehidupan yang benar dan berkenan kepada Tuhan, yaitu:
1. Beribadah kepada Tuhan dalam kekudusan (ayat 6).
2. Bersyukur dan bersaksi akan perbuatan Tuhan yang ajaib (ayat 7).