Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menghargai Kasih Karunia Allah (Roma 6:1-14)

30 Maret 2023   18:27 Diperbarui: 30 Maret 2023   18:32 9874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Man standing near cross during night. Sumber: Unsplash / Joshua Earle

Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus (Roma 6:11).

Kompasianer yang terkasih, ayat ini adalah suatu perintah bagi seseorang yang mengaku Kristen. Kata "memandang" dalam bahasa Yunani adalah istilah akuntansi yang artinya menghitung secara hati-hati dan kemudian bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

Di sini Paulus sedang menegaskan bahwa jemaat yang berada di dalam Kristus telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah. Jadi, di dalam Kristus kita tidak lagi hidup di masa lalu bagi dosa, tetapi kita hidup di masa kini bagi Allah untuk hidup yang akan datang; hidup yang kekal.

Itu sebabnya, kita yang telah menerima kasih karunia harus mengerti posisi kita yang sekarang di dalam Kristus yang disebut dengan pengudusan posisional, dan memahami bagaimana kita berjalan di dalam Dia yang disebut dengan pengudusan progresif.

1. Pengudusan Posisional (Roma 6:1-10)

Kita yang telah menerima kasih karunia berada pada hakikat yang berbeda: dulu mati, sekarang hidup; dulu dikuburkan, sekarang dibangkitkan. Inilah makna dari baptisan:

Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (ayat 1-4).

Kita yang telah menerima kasih karunia menjadi satu dengan Kristus dan terus bersama-Nya, berarti kita yang telah dibebaskan akan terus dibebaskan dari dosa:

Sebab jika telah mati menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa (ayat 5-7).

Kita yang telah menerima kasih karunia tidak lagi di bawah kuasa maut, tetapi di dalam kehidupan Kristus:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun