Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi? (Lukas 18:8)
Kompasianer yang terkasih, ayat ini menghubungkan perumpamaan di perikop dari ayat 1-8 dengan pengajaran eskatologis dari pasal sebelumnya. Silakan Kompasianer membaca artikel saya sebelumnya yang berjudul: "Kerajaan Allah Ada di Antara Kamu." (Lukas 17:20-21)
Pada Lukas 17:20, orang-orang Farisi bertanya kapan Kerajaan Allah akan datang, dan di ayat 37 giliran murid-murid Yesus yang bertanya: "Di mana, Tuhan?" Artinya, mereka bertanya kapan dan di mana, lalu Yesus menjawab mereka yang merindukan datangnya Mesias, Sang Raja Damai yang dijanjikan melalui para nabi di Perjanjian Lama, bahwa Dialah yang dimaksud, yang sudah ada di antara mereka.
Itu sebabnya, di Lukas 18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan untuk menjelaskan kepada murid-murid bahwa kedatangan-Nya yang memberi pertolongan bukan soal kapan dan di mana, tetapi soal sikap yang benar, yaitu selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Berdoa dengan tidak jemu-jemu itu harus memakai iman.
Pada ayat 2-5, Yesus menyajikan dua orang tokoh dalam perumpamaan tersebut yaitu seorang hakim dan seorang janda.
1. Sang hakim
Dia seorang yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun (ayat 2). Ia juga disebut seorang hakim yang lalim (ayat 6). Dia bukanlah hakim yang cocok seperti yang disyaratkan oleh Hukum Taurat, jadi sangat sulit untuk mendapatkan keadilan dengan cara yang wajar.
2. Sang janda
Dia memiliki masalah uang dengan lawannya (ayat 3), dan dia meminta sang hakim untuk membela haknya; ia meminta keadilan. Dan hakim itulah satu-satunya harapan bagi dirinya untuk mendapatkan keadilan.
Sekarang, mari kita lihat respon dari kedua orang ini.