Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Setia dan Jujur dalam Perkara-Perkara Besar (Lukas 16:10-12)

12 Februari 2023   14:54 Diperbarui: 18 Februari 2023   14:05 2695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sebuah gereja dengan desain modern. Sumber: Unsplash / Sonia Dauer

Orang Kristen tidak boleh memilih untuk melakukan firman Tuhan hanya menurut yang ia inginkan dan yang menyenangkan hatinya saja. Mengapa demikian? 2 Timotius 3:16, "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."

3. Setia dan jujur dalam menjalankan perkawinan (ayat 18)

Pada penutup perikop ayat 10-18 ini, Yesus memberi penekanan khusus mengenai perceraian. Sebelumnya, pada khotbah di Bukit Yesus telah menyampaikan hal tersebut (Matius 5:32). Perkawinan merupakan institusi pertama di bumi yang Allah rancang, ciptakan dan memberkatinya (Kejadian 1:26-28). Allah sangat membenci perceraian (Maleakhi 2:16) karena keluarga manusia adalah gambaran Allah Tritunggal itu sendiri (Kejadian 1:26-27).

Allah membenci perceraian karena hal tersebut termasuk pengkhianatan terhadap perjanjian perkawinan yang melibatkan Allah, di mana keturunan suami isteri disebut keturunan ilahi yang menjadi kehendak-Nya di dalam perkawinan itu (Maleakhi 2:14-16). Dan perceraian disamakan dengan perbuatan khianat umat kepada Allah dan hal tersebut berpengaruh besar terhadap kualitas ibadah mereka (Maleakhi 2:10-13).

Perhatikan, Tuhan menuntut kesetiaan dan melarang pengkhianatan suami terhadap isterinya (Maleaki 2:15-16). Suami isteri Kristen harus menghormati perkawinan dengan sungguh-sungguh karena perkawinan mereka menyingkapkan rahasia besar yaitu hubungan Kristus dan jemaat (Efesus 5:32). Isteri harus tunduk kepada suami sebagaimana jemaat kepada Tuhan, dan suami harus mengasihi isteri sebagaimana Kristus mengasihi jemaat (Efesus 5:22-33).

Kejujuran suami isteri telah diletakkan Tuhan pada saat mereka dipersatukan di taman Eden: "Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu." (Kejadian 2:25). Amanat Tuhan bagi suami isteri dalam ketelanjangan itu ialah mereka harus saling jujur (terbuka) satu sama lainnya dalam segala hal. Inilah kunci keberhasilan dari sebuah perkawinan.

Demikian pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini. Tetap semangat, selamat beraktivitas. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian. Haleluyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun