Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kehormatan Itu bagi Orang yang Rendah Hati (Lukas 14:7-11)

26 Januari 2023   01:59 Diperbarui: 27 Maret 2023   19:16 1489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Meja-meja dan kursi-kursi yang disiapkan bagi tamu-tamu khusus dalam acara perkawinan. Sumber: Pixabay / danafleitman

Pada H-1 saya ditelepon dan diminta untuk berangkat dengan kereta api yang jenis argo itu (saya lupa namanya) dan menginap di suatu hotel yang dekat dengan lokasi seminar. Wow, yang saya dapatkan melebihi permohonan saya kepada Tuhan. Belum cukup sampai di situ, saya diberikan uang saku yang cukup banyak dari si ibu gembala melalui seorang stafnya.

Setibanya di Surabaya, saya mengucap syukur sembari berkata: "Tuhan, aku sudah tiba dengan selamat. Saat pembukaan seminar nanti, aku dapat kursi di paling belakang pun aku sudah sangat senang bisa mengikuti seminar ini." Sekali lagi, ini perkataan yang tulus, benar-benar saya sampaikan kepada Tuhan sebagai syukur atas berkat-Nya.

Dan apa yang terjadi? Setelah mandi sore, seorang anggota gereja datang dan memberikan saya sebuah kartu berwarna hijau dengan tulisan "VIP"! Di manakah kursi saya? Tepat di belakang para pembicara internasional itu! Apalagi? Setiap pagi saya dijemput untuk sarapan di rumah gembala penyelenggara seminar, dan saya satu-satunya yang bukan anggota gerejanya yang ada di situ!

Itulah kesaksian yang dapat saya bagikan sesuai dengan topik di atas. Saya mendapatkan anugerah Tuhan, sebuah kehormatan yang saya terima dari doa sederhana yang disampaikan dengan kerendahan hati. Apa yang Tuhan berikan selalu melebihi dari apa yang saya minta, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali sehingga tidak cukup kata-kata sekalipun untuk berterima kasih kepada-Nya.

Sampai jumpa pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian. Haleluyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun