Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesetiaan Versus Masalah (2 Tawarikh 32:1)

15 Januari 2023   23:00 Diperbarui: 15 Januari 2023   23:02 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendengar ancaman dan penghinaan Asyur, maka Hizkia segera bertindak yaitu ia masuk ke rumah Tuhan, membentangkan surat ancaman itu di hadapan Tuhan dan berdoa mengadukan perkara tersebut kepada-Nya (2 Raja-Raja 19:1, 14-19).

Di dalam 2 Tawarikh 32:20, dikatakan bahwa Hizkia bersama dengan Yesaya berdoa dan berseru kepada sorga. Dan Tuhan segera meresponinya dengan mengirim malaikat-Nya untuk melenyapkan Sanherib dan seluruh pasukannya.

Demikianlah Tuhan menyelamatkan umat-Nya ketika mereka mencari dan meminta kepada-Nya (2 Tawarikh 32:21-22). Hizkia dalam kesetiaannya berhasil menang melawan masalah besarnya oleh karena Tuhan dan ia diberkati dalam segala hal (2 Tawarikh 32:23).

Sebagai kesaksian, saya teringat permasalahan hukum almarhum papa saya di tahun 2007 (saat itu saya sudah menjadi Pendeta). Ketika itu papa sedang melawan seorang mafia tanah Jakarta Timur di Mahkamah Agung untuk putusan inkracht. Lawannya papa saya itu sebelumnya menang melawan Pemprov DKI dalam suatu kasus.

Selama kasus berjalan dari Polda sampai ke Mahkamah Agung, papa sudah habis milyaran rupiah untuk bertarung, yah sudah menjadi rahasia umumlah bagaimana oknum penegak hukum yang korup. Papa selalu mengabaikan peringatan dari saya ketika diberitahukan agar papa tidak mengandalkan manusia dan uang untuk kasusnya, padahal papa setia beribadah kepada Tuhan.

Akhirnya, papa kehabisan uang! Lalu datanglah ancaman dari seorang ketua ormas terkenal di Jakarta binaan sang mafia tanah menelepon papa, ia mengatakan bahwa anggotanya akan menyerbu dan menduduki tanah dan rumah kami yang seluas dua ribu lima ratus meter di daerah elit Jakarta Selatan tiga hari sebelum turun putusan Mahkamah Agung.

Dalam keputusasaannya, saya mengajak papa merendahkan diri dan berdoa sungguh-sungguh kepada Tuhan. Sambil menangis papa mengaku dosa, bahwa ia selama ini telah mengabaikan Tuhan dalam permasalahan yang dihadapinya.

Puji Tuhan, ancaman tersebut tidak terjadi. Putusan inkracht Mahkamah Agung memenangkan papa saya tanpa ia menyuap hakim! Keesokan harinya, sang ketua ormas menelepon papa bahwa ia dipecat karena lupa datang menyerobot dan menduduki tanah kami pada tanggal yang telah ditetapkan sebelumnya! Kemuliaan hanya bagi Tuhan.

Demikianlah pelajaran Alkitab dan kesaksian saya kali ini. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati. Haleluyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun