Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Benarkah Yesus Lahir Tanggal 25 Desember?

21 Desember 2022   13:48 Diperbarui: 24 Desember 2022   00:33 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan pada jendela-jendela gereja tentang kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Sumber: Pixabay / NoName_13

4. Hari raya Saturnalia diperkenalkan pada tahun 274 M oleh Kaisar Aurelianus. Sedangkan Hari raya Natalis Invicti Solis baru diperkenalkan sebelum tahun 354 M oleh Kaisar Julius si murtad. Mari kita bandingkan dengan dokumen kuno milik gereja yang mengklaim tanggal 25 Desember sebagai Hari Kelahiran Yesus Kristus:

  • Catatan Paus Telephorus (tahun 126-137 M) yang menentukan Misa Tengah Malam pada malam Natal.
  • Perkataan Teofilus, Uskup di Kaisarea Palestina (tahun 115-181 M): "Kita harus merayakan kelahiran Tuhan kita pada hari di mana tanggal 25 Desember harus terjadi."
  • Tulisan St. Hippolytus (tahun 170-240 M): "Kedatangan pertama Tuhan kita di dalam daging terjadi ketika Ia dilahirkan di Betlehem, di tanggal 25 Desember, pada hari Rabu, ketika Kaisar Agustinus memimpin di tahun ke-42..." Untuk diketahui, bahwa St. Hippolytus adalah muridnya Ireneus; Ireneus adalah muridnya Polycarpus; Polycarpus adalah muridnya Rasul Yohanes; Rasul Yohanes adalah murid kesayangan Tuhan Yesus. Jadi, keterangan St. Hippolytus sangatlah valid.

Dengan demikian, Hari Natal yang diakui oleh gereja yaitu pada tanggal 25 Desember sudah terbukti dirayakan jauh sebelum Kristen dijadikan agama negara oleh Kaisar Konstantinus kira-kira pada tahun 313 M. Dan tentu saja, perayaan Hari Natal pada tanggal 25 Desember sebagai Hari Kelahiran Yesus Kristus tidak ada sangkut pautnya dengan teorinya Jablonsky dan Hislod yang muncul jauh berabad-abad setelahnya mengenai Hari Saturnalia dan Hari Natalis Invicti Solis yang jelas-jelas muncul setelah Hari Natal Yesus Kristus.

Meski begitu, bagi saudara-saudara Kristen yang tidak merayakan Natal pada 25 Desember tidak berarti kita tidak seiman ya! Pengakuan iman Kristen kita jelas: Yesus Kristus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia, lahir dari perawan Maria yang mengandung dari Roh Kudus, dan seterusnya. Tidak perlu dipersoalkan soal tanggalnya karena pada pokoknya ialah Yesus yang lahir atau berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa (Matius 1:18, 21).

Demikian tulisan saya kali ini, sampai jumpa pada tulisan berikutnya. Selamat menyambut Hari Natal, Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian. Haleluyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun