Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Silsilah Yesus Kristus, Silsilahku Juga (Matius 1:1)

19 Desember 2022   12:38 Diperbarui: 19 Desember 2022   13:14 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham." (Matius 1:1)

Kompasianer yang terkasih, saya akan membahas silsilah Yesus Kristus yang ditulis oleh Matius. Matius merunut garis keturunan Yesus melalui garis Yusuf, garis ayah, sebagaimana kebiasaan orang Yahudi pada masa itu (ayat 16). Walaupun Yusuf bukan merupakan ayah Yesus secara biologis karena Maria mengandung dari Roh Kudus secara adikodrati (ayat 18), namun Yusuf tetap merupakan ayah Yesus secara hukum.

Yesus adalah nama historis, sedangkan Kristus (Mesias dari teks Ibrani yang artinya: yang diurapi) merupakan nama dari jabatan-Nya. Kedua nama ini tidak umum dipakai bersamaan sebagai nama diri sebelum kenaikan Yesus ke sorga pasca kebangkitan-Nya. Anak Daud dan anak Abraham menghubungkan Yesus dengan janji-janji Mesianis.

Jika silsilah yang berkaitan dengan tokoh-tokoh agama yang dikultuskan, maka oleh para penulis cenderung disamarkan sisi gelap yang menyelimuti orang tua atau nenek moyang, pendahulu dari tokoh-tokoh tersebut. Tetapi Alkitab tidak pernah menutupi atau menyembunyikan sisi gelap tersebut. Alkitab secara transparan mencatat nama-nama yang menunjukkan peristiwa-peristiwa dan tragedi pilu yang menghiasi kehidupan nenek moyang Yesus secara manusia.

Menariknya, ada tiga orang perempuan yang dicatat sebagai bagian dari silsilah Yesus yang dari sisi gelap itu. Siapakah mereka?

1. Tamar (ayat 3). Dia yang melahirkan Peres dan Zerah dari Yehuda, yaitu ayah mertuanya sendiri. Tamar adalah seorang perempuan Kanaan.

2. Rahab (ayat 5a). Dia adalah pelacur di Yerikho, yang berpihak kepada Israel karena percaya kepada TUHAN, Allahnya Israel. Rahab yang melahirkan Boas, kakeknya Isai. Isai adalah ayah Daud.

3. Batsyeba, ibunda Salomo, yang ditulis sebagai isteri Uria (ayat 6). Dikatakan demikian, karena peristiwa memalukan Daud yang menghamili Batsyeba yang saat itu masih berstatus sebagai isteri Uria. Akibatnya, tragedi datang silih berganti dalam keluarga Daud.

Namun, ada satu nama perempuan asing yaitu Rut dari Moab yang tercatat sebagai neneknya Daud (ayat 5b). Dengan demikian, dari keempat nama perempuan tersebut, dapat ditarik pelajaran penting dari silsilah Yesus. Pertama, Yesus secara manusia berasal dari silsilah keluarga yang bercacat cela. Kedua, Yesus datang untuk menyatakan kasih karunia Allah yaitu untuk memberikan keselamatan universal bagi umat manusia sebagaimana tujuan utama kelahiran Yesus sebagaimana yang disampaikan oleh malaikat Tuhan kepada Yusuf (ayat 21).

Silsilah Yesus Kristus sebagai anak Abraham kemudian menjadi silsilah kita juga. Rasul Paulus menulis: "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Galatia 3:29). Kedudukan istimewa inilah yang menjadikan kita yang percaya kepada Kristus menjadi ahli waris dalam Kerajaan Allah karena kita adalah anak-anak Allah di dalam Kristus (Roma 8:14-17).

Tidak peduli silsilah kita seperti apa, orang tua atau nenek moyang kita yang mungkin mempunyai reputasi yang memalukan sekalipun, tetapi ketika kita percaya Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, maka kita dimasukkan menjadi satu silsilah dengan Dia. Silsilah Yesus Kristus, silsilahku juga! Puji Tuhan!

Demikian pelajaran Alkitab dan renungan menjelang Natal kali ini, sampai jumpa pada tulisan berikutnya. Selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian. Haleluyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun