"Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya! Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN. Marilah kita mengangkat hati dan tangan kita kepada Allah di sorga" (Ratapan 3:39-41)
Kompasianer yang terkasih, pertanyaan ini ditujukan kepada semua orang di masa kini juga, sebab siapa sih yang tidak pernah mengeluh dalam hidupnya? Mengeluh telah menjadi suatu kebiasaan, kita mengeluh karena ada permasalahan. Saya akan membahas masalah ini dari tinjauan Alkitab yang menjadi seri keempat atau bagian terakhir dari tulisan saya mengenai Ratapan pasal 3.
Menurut KBBI, mengeluh artinya menyatakan susah (karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya). Mengeluh dari kata keluh yang artinya ungkapan yang keluar karena perasaan susah (karena menderita sesuatu yang berat, kesakitan, dan sebagainya). Jadi, orang mengeluh karena kesusahan yang dirasakan.
Setiap orang pasti pernah mengeluh, termasuk nabi Yeremia, termasuk saya juga! Ada yang mengeluh soal rasa sakit fisik dan mental, soal kegagalan, soal keuangan, soal rumah tangga, soal pelayanan gereja, dan sebagainya. Namun, keluhan-keluhan tersebut sesungguhnya sudah pernah ada dan akan ada lagi sesudahnya. Untuk itulah, Yeremia mengajak kita semua untuk merenungkannya.
Mengapa orang hidup mengeluh di masa sukar? Sesuai konteksnya, nabi Yeremia menunjuk kepada sumber masalah yang membuat orang Yehuda mengeluh di Babel yaitu dosanya sendiri. Yeremia benar, sumber masalah utama dari hidup manusia adalah dosa. Dari dosa kepada Tuhan semua kesulitan dan penderitaan yang berujung pada kematian manusia berasal (Kejadian 3:1-19).
Dengan demikian, menurut Yeremia, orang Yehuda dan kita semua seharusnya mengeluhkan dosa sebagai masalah utamanya karena soal-soal lainnya yang dikeluhkan merupakan dampak dari dosa itu. Dan Yeremia memberikan solusi untuk terbebas dari dosa yang menyebabkan orang mengeluh di masa sukar:
1. Menyelidiki dan memeriksa hidup kita dan berpaling kepada Tuhan (ayat 40).
Yeremia mengajak orang Yehuda untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Himbauan Yeremia agar pertobatan orang Yehuda karena kesadaran sendiri, bahwa mereka mengalami penderitaan karena telah meninggalkan Tuhan.
Demikian juga dengan kita hari ini, ketika berbagai masalah datang janganlah menuduh Tuhan sedang memberikan pencobaan kepada kita. Ingat, Tuhan Allah tidak pernah memberikan pencobaan, apalagi yang mencelakakan umat-Nya (Yakobus 1:13).
Tuhan mengijinkan penderitaan untuk menguji umat-Nya, apakah mereka mengasihi Dia atau tidak (Ulangan 8:2; Yakobus 1:12). Tetapi, jika masalah datang karena dosa kita, maka pertobatan yang sungguh-sungguh merupakan jalan satu-satunya untuk dapat kembali kepada Tuhan.