Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Namaku Masa Laluku, Nama-Nya Masa Depanku (Kejadian 32:27-28)

5 November 2022   12:09 Diperbarui: 5 November 2022   12:17 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub" Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." (Kejadian 32:27-28)

Kompasianer yang terkasih, peristiwa dalam perikop nats tersebut terjadi sesaat sebelum Yakub bertemu dengan Esau, kakaknya, di pasal 33. Kita tahu bahwa Yakub ketakutan untuk bertemu dengan Esau (Kej. 33:1-21) gara-gara peristiwa Yakub diberkati Ishak, bapanya, sebagai anak sulung dengan cara yang licik (Kejadian 27; telah saya bahas pada tulisan dengan tema: "Pelajaran Kehidupan dari Esau dan Yakub").

Kembali ke pergumulan Yakub. Setelah Yakub menyeberangkan keluarga dan hartanya melalui sungai Yabok (ayat 22-23), lalu ia tinggal seorang diri di situ. Kemudian, Yakub bertemu dengan seorang laki-laki yang merupakan malaikat Tuhan, sebagai manifestasi Tuhan sendiri, dan bergumul dengan dia sampai fajar menyingsing (ayat 24).

Pergulatan tersebut begitu sengit dan Yakub pantang menyerah, lalu malaikat Tuhan memukul sendi pangkal paha Yakub hingga terpelecok (ayat 25). Namun demikian, dalam keadaan terluka Yakub tidak mau melepaskan malaikat Tuhan pergi sebelum ia memberkatinya (ayat 26). Di sini Yakub menyadari ia sedang berhadapan dengan sosok ilahi, bukan manusia biasa.

Nah, di sinilah tema kita dapat dimengerti melalui dialog antara malaikat Tuhan dengan Yakub (ayat 27-28). Bertanyalah malaikat Tuhan: "Siapakah namamu?" Ia bertanya bukan karena tidak tahu, tetapi ia ingin mendengar jawaban dari mulut Yakub sendiri. Lalu dijawab: "Yakub." Yakub artinya 'penipu'; ada juga yang menerjemahkan 'penyerobot.'

Nama pada masa itu bukan hanya sekedar kata. Namun, sebuah nama sangat erat hubungannya dengan pribadi dari si pemilik nama tersebut. Sebuah nama akan memperlihatkan jati diri seseorang, oleh karena itu ketika seseorang menyebutkan namanya, itu berarti ia sedang menyatakan tentang siapa dirinya.

Dengan Yakub menyebutkan namanya, maka ia telah menyatakan pribadinya yang sebenarnya di hadapan Tuhan. Yakub sedang mengakui perbuatannya di masa lalu dengan penyebutan namanya. Jadi, penyebutan nama Yakub dapat dikatakan sebagai pengakuan dosanya kepada Tuhan dan pengakuan perihal kasus penipuannya kepada Ishak, ayahnya.

Setelah itu, malaikat Tuhan berkata: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang" (ayat 28). Dengan demikian, Yakub adalah nama yang menunjuk pada masa lalu, dan Israel adalah nama yang menunjuk pada masa depan di mana Israel bukan hanya seorang pribadi, tetapi akan menjadi satu bangsa.

Nama Yakub menunjuk kepada pribadi yang mendapatkan berkat dengan cara yang salah, dengan kekuatan sendiri. Sedangkan nama Israel (artinya pangeran Allah; ada juga yang menerjemahkan 'pejuang Allah'), menunjuk kepada pribadi yang mendapatkan berkat hanya karena kasih karunia Allah dan dengan cara yang benar yaitu melalui pergumulan dengan Allah. Itulah sebabnya, Yakub menamakan tempat tersebut Pniel, yang artinya 'wajah Allah.' Yakub melihat Allah, namun ia tetap hidup (ayat 30).

Yakub bertanya nama malaikat itu, namun ditolak. Nama Allah disembunyikan, nama YHWH terlalu agung untuk diterjemahkan bebas sehingga tidak dapat dipakai dengan sia-sia, namun Yakub tetap mendapatkan berkat Tuhan (ayat 29). Nama Allah, Sang Penyelamat, baru disingkapkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, jauh sesudahnya.

Di dalam Kristus, Allah yang menjadi manusia, kita yang berdosa membawa segala pergumulan hidup. Di dalam Kristus, kita yang mengaku dosa diampuni dan diselamatkan. Di dalam Kristus, pergumulan hidup kita mendapatkan jalan keluar dan kita menerima berkat-Nya. Di dalam Kristus, namaku menjadi masa laluku, dan nama-Nya, Yesus Juruselamatku, menjadi masa depanku, di dalam hidup yang kekal. Amin.

Demikian pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini, sampai jumpa pada tulisan berikutnya. Selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian. Haleluyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun