Kelima, Elia menerima pemenuhan jaminan pemeliharaan Allah soal makan dan minumnya (ayat 6). Burung gagak tidak disukai oleh semua bangsa karena melambangkan hal-hal yang buruk. Tetapi, Tuhan dapat memakai sarana apa saja untuk menolong Elia dan kita semua pada hari ini.
Apa yang tertulis mengenai Elia dapat kita praktikkan di dalam kehidupan sehari-hari ketika menghadapi masa yang sulit.
Pertama, mari kerjakan apa saja yang menjadi pelayanan, pekerjaan, usaha atau bisnis kita sesuai dengan firman Tuhan. Bekerja dengan baik, jujur dan benar demi melayani Tuhan merupakan suatu penyampaian firman Tuhan melalui perbuatan kita kepada orang lain.
Kedua, mungkin Tuhan mengutus kita ke tempat-tempat yang tidak strategis, jauh dari keramaian dan sepi. Namun, percayalah, bahwa Tuhan tidak pernah salah menyuruh kita ke sana. Tempat tersebut pastilah yang terbaik dan teraman selama krisis berlangsung. Kita hanya perlu taat kepada Tuhan tanpa perdebatan, serahkan diri sepenuhnya pada kehendak-Nya yang sempurna.
Ketiga, ketika kita percaya dan taat melakukan apa yang Tuhan kehendaki, maka kita akan mengalami pemeliharaan Tuhan yang ajaib, dengan cara dan media yang tidak kita sangka-sangka.
Itulah yang saya alami selama menjadi hamba Tuhan, saya dan keluarga tidak pernah memilih tempat yang kami mau, yang menyenangkan hati.
Tidak, sejak tamat Sekolah Alkitab saya dan isteri sudah menyerahkan diri untuk ditempatkan Tuhan di mana saja, sedari bertugas praktik sebagai pengerja dan Pendeta Pembantu sampai kami dilantik menjadi Gembala Sidang, yang sampai sekarang jemaat-Nya kami layani dengan setia.
Tempat pelayanan kami dimulai dari sebuah ruangan di samping dapur sebuah kantor, kemudian dipindahkan ke sebuah bedeng dengan halaman yang dipenuhi pohon pisang. Kami berpindah-pindah tempat sebanyak 12 kali (sampai tulisan ini dibuat), tidak satu pun terletak di lokasi yang strategis, dan kebanyakan tidak dilewati angkutan umum.
Tetapi, jumlah jemaat yang datang beribadah semakin bertambah, bahkan beberapa jemaat datang dari berbagai tempat tinggal yang jauh.
Jemaat yang kami layani adalah orang-orang yang sederhana secara materi, dan sampai hari ini persembahan jemaat belum dapat mencukupi kebutuhan hidup kami sebagai Gembala, justru biaya operasional gereja sering kami yang tambahkan.Â
Dari mana uangnya, padahal kami adalah Pendeta yang melayani full time tanpa usaha sampingan dan tanpa gaji dari Sinode Gereja?