Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyikapi Aib dalam Keluarga (Pelajaran dari Sem, Ham, dan Yafet)

20 Oktober 2022   23:32 Diperbarui: 20 Oktober 2022   23:46 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi sebaliknya, Sem dan Yafet bersikap benar dan bijaksana. Mereka justru prihatin dengan kondisi ayahnya. Keduanya bertindak dengan penuh belas kasihan, yaitu dengan cara yang sangat mulia: mengambil sehelai kain, membentangkannya pada bahu mereka, berjalan mundur, lalu menutupi aurat ayahnya sambil memalingkan muka (ayat 23). Dengan demikian, Sem dan Yafet menyatakan kasih dan penghormatan kepada ayahnya yang pada saat itu berlaku tidak patut, yaitu mabuk anggur.

Sikap Sem dan Yafet yang dibenarkan yaitu: pertama, mereka bersepakat untuk menolong sang ayah. Kedua, mereka memalingkan muka supaya tidak melihat sehingga tidak ada yang dapat diceritakan tentang aib tersebut.

Itulah sebabnya, Sem dan Yafet kemudian mendapatkan berkat dari Nuh, ayahnya. Ironis bagi Ham dan Kanaan, anaknya, yang mendapatkan kutuk akibat sikap mereka.

Pelajarannnya bagi Kompasianer pada hari ini adalah jangan pernah menceritakan aib yang ada di dalam keluarga anda, baik itu antara orangtua dengan anak, suami dan istri, kakak dan adik, dan lain sebagainya. 

Apalagi di jaman now, segala sesuatu yang terjadi bisa diceritakan di berbagai media sosial. Saya sering membaca di berbagai media sosial, aib keluarga atau rumah tangga seringkali diumbar di depan publik. Itu sama dengan sikap Ham dan Kanaan!

Tetapi, sebagai orang beriman, marilah Kompasianer menyikapi masalah yang ada di dalam keluarga atau rumah tangga seperti Sem dan Yafet, itu lebih tepat dan lebih etis. Bawa saja masalah tersebut di dalam doa dan permohonan kepada Tuhan. Kiranya Tuhan memberikan solusi dan pemulihan bagi keluarga masing-masing.

Demikianlah pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini, sampai jumpa lagi pada tulisan berikutnya. Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian, haleluya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun