Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku!Â
Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong. Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? (Mazmur 56:1-5).
Kompasianer yang terkasih, apakah hari-hari ini anda merasa takut? Jangan kuatir, anda tidak sendiri, ada banyak orang yang juga takut ketika masalah bertubi-tubi datang mengancam kehidupannya. Salah satunya Daud, tokoh Alkitab, tokoh iman juga, tetapi pernah ketakutan ketika Saul terus menerus mengejarnya.Â
Hingga akhirnya, Daud lari sampai ke negeri orang Filistin dan tertangkap di kota Gat (ayat 1). Cerita ini terdapat di dalam 1 Samuel 21:10-15. Sebagai manusia biasa, bisa dibayangkan ketakutan Daud waktu ia diperhadapkan dengan Akhis, raja kota Gat. Ingat, Daud adalah pahlawan Israel yang pernah mempermalukan Filistin ketika ia mengalahkan Goliat dan pasukannya (1 Samuel 17).
Dan sekarang, sang raja Israel yang dilantik Tuhan itu berhadapan dengan raja Filistin, seorang diri dan tanpa kekuatan apa pun. Lolos dari Saul dan sekarang ditangkap Akhis yang bisa membunuhnya kapan saja. Tanpa jalan, tanpa siapa pun yang dapat membantunya dalam sikon seperti itu. Apakah saudara sedang berada pada posisi seperti ini, ibaratnya maju kena mundur kena dan tanpa harapan?Â
Namun demikian, mari belajar dari Daud yang merasa takut ketika anda mengalaminya juga. Pertama, Daud tahu hanya Allah yang mengasihaninya (ayat 2). Di ayat tersebut, kita dapat melihat bahwa ini doa standar Daud ketika ia sedang berada dalam masalah besar, yaitu meminta belas kasihan Allah. Daud tidak meminta belas kasihan manusia demi hidupnya, karena manusia tidak dapat dipercaya.
Kedua, Daud percaya kepada Tuhan yang ia layani (ayat 4). Di sinilah uniknya iman, berbanding terbalik dengan logika. Terjemahan ayat 4 dari teks Ibrani ialah: "Ketika aku sepenuhnya sedang ketakutan, aku akan percaya kepada-Mu".Â
Jadi, Daud percaya kepada Allah justru ketika ia sedang merasa sangat ketakutan, tapi bukan berarti dia tidak percaya Tuhan sebelumnya. Daud yang sangat ketakutan itu menguatkan hatinya untuk mempercayai Allah yang sebelumnya telah melepaskannya dari cakar singa dan beruang, termasuk dari raksasa Goliat (1 Sam. 17:34-51).
Ketiga, Daud memuji firman Allah yang telah membuatnya percaya (ayat 5,11,12). Ia percaya bahwa Tuhan berpihak kepadanya (ayat 10). Keempat, Daud percaya bahwa air mata kesengsaraannya diingat Allah (ayat 9). Daud tidak merengek-rengek kepada pihak musuh agar tidak mati dibunuh, tetapi ia menangis sambil berseru memohon pertolongan hanya kepada Allah (ayat 9,10).Â
Dan hasilnya ialah Daud terlepas dari rasa takutnya kepada musuh karena Tuhan Allahnya (ayat 5,11,12). Akhirnya, Daud dapat mengucap syukur kepada Tuhan (ayat 13). Rasa percaya dirinya kembali bangkit menatap masa depannya (ayat 14).
Mungkin saat ini Kompasianer sedang menghadapi masalah, sementara persoalan sebelumnya baru saja selesai. Rasanya belum kuat untuk menghadapinya lagi, dan itu sangat manusiawi.Â
Tetapi ingat, ada Tuhan yang kasih setia-Nya kekal, Ia selalu hadir dalam setiap doa dan tangisan yang dipanjatkan dalam ketidakberdayaan anda. Ia akan mengingatkan anda kepada firman-Nya yang pernah anda baca atau dengar, bahwa janji-Nya untuk menolong umat-Nya tidak pernah berubah dan tidak pernah terlambat.
Daud menjadi contoh, bahwa orang beriman tidak terhindarkan dari masalah pelik dalam hidupnya, namun iman orang benar akan selalu menghasilkan kemenangan.Â
Tuhan yang Daud imani adalah Tuhan yang anda dan saya imani juga; Daud ditolong Tuhan, kita juga pasti ditolong Tuhan. Tetaplah percaya dan jadilah kuat di dalam Dia. Tuhan Yesus mengasihi Kompasianer, haleluya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H