Kemudian Daud menghimbau kepada pembaca termasuk Kompasianer dan saya untuk melakukan ini ketika kita dilanda kekuatiran di ayat 23, “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” Nah, kuncinya ialah kita dalam posisi sebagai orang benar ketika masalah datang, bukan kita yang mendatangkan masalah.
Kompasianer yang terkasih, apakah anda pernah mengalami masalah yang kemudian membuat anda berharap ada tempat yang bisa didatangi untuk menjadi tempat perlindungan anda baik secara fisik, mental maupun keuangan?
Tuhan memang bisa memakai seseorang untuk menjadi alat pertolongan-Nya bagi anda, tetapi bagaimana kalau orang tersebut tidak bisa membantu karena berbagai alasan, bukankah anda akan kecewa dan beban terasa lebih berat? Di situasi yang terjepit, apakah anda ingin lari dari masalah atau bagaimana? Kompasianer, mari belajar dari Daud. Apa yang dia imani bahwa Allah pasti menolongnya sungguh terbukti.
Ada saatnya iman saya begitu kuat, tidak ada rasa takut ketika menghadapi suatu persoalan, namun ada kalanya entah mengapa saya dilanda ketakutan. Jadi, saya sadar bahwa tidak bisa saya mengklaim akan selalu kuat, ini di luar kendali saya sebagai manusia biasa.
Itu sebabnya, saya sangat memahami posisi jemaat yang saya kenal sangat rohani dan tekun melayani, tetapi tiba-tiba dia bisa sangat lemah menghadapi masalahnya. Bersyukur ada firman Allah yang menunjukkan sisi lemah para tokoh iman, termasuk Daud, yang hanya bebas dari masalah ketika dia ada di dalam Tuhan sehingga kita bisa belajar dari padanya.
Demikian pelajaran Alkitab yang menjadi renungan pada hari ini. Sampai jumpa pada tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati Kompasianer sekalian. Haleluya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H