Saudara yang terkasih, pada tulisan sebelumnya dengan judul “Allah Yang Menjaga Jarak” saya telah menjelaskan bagaimana Israel mengeluh, berseru dan mengerang di dalam penderitaan akibat perbudakan di Mesir dan Allah segera meresponinya dengan melihat dan memperhatikan mereka (Kel. 2:23-25). Kemudian masuklah Musa menjadi tokoh sentral setelah di pasal 2:1-22 dia diperkenalkan sebagai seseorang yang jalan hidupnya dramatis sampai ia tiba di gunung Allah yakni gunung Horeb atau gunung Sinai (Kel. 3:1). Mari kita pelajari Keluaran pasal 3 ini.
Di gunung Sinai Musa bertemu dengan Malaikat TUHAN yang sesungguhnya merupakan TUHAN itu sendiri (ay. 2,4). Dari pertemuan ini saudara mendapatkan beberapa pelajaran penting. Pertama, TUHAN hadir dengan cara-Nya yang ajaib. TUHAN menampakkan diri di dalam nyala api yang keluar dari semak duri tanpa membakarnya (ay. 2-3). Api dan asap itu bukanlah Allah, tetapi merepresentasikan kehadiran-Nya. Pada dasarnya Allah Mahahadir, tetapi Dia tidak membuat kehadiran-Nya nyata kepada umat Israel seperti yang Dia lakukan kepada Musa.
Kedua, TUHAN mengenal setiap orang. Dengan Dia memanggil nama Musa, jelas Allah mengenal setiap orang secara pribadi, sedangkan orang yang dipanggil-Nya belum tentu mengenal-Nya secara pribadi meskipun Musa menjawab: “Ya Allah” (ay. 4). Ayat 5 menunjukkan perbedaan antara Allah yang memanggil dan Musa yang dipanggil, kekudusan menjadi pembatasnya.
Ketiga, TUHAN memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah (sesembahan) lintas generasi. Dia adalah Allah dari ayahnya Musa, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub nenek moyangnya (ay. 6). Jadi, Allah yang diimani dan disembah secara turun temurun itu sekarang berhadapan langsung dan berbicara dengan Musa, bukan dari kata orang!
Keempat, TUHAN menyatakan bahwa Dia sangat memahami penderitaan umat-Nya. Dia memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan Israel, Dia telah mendengar seruan mereka dan Dia mengetahui penderitaan mereka (ay. 7). Allah sangat serius dalam menanggapi persoalan yang sedang dialami oleh umat-Nya. Ingat, Israel menderita di Mesir bukan karena dosa tetapi merupakan kehendak Allah untuk menggenapi perjanjian-Nya dengan Abraham (Kej. 15:13-14).
Kelima, TUHAN turun tangan dan bertindak bagi umat-Nya. Dia bukan hanya berbicara, tetapi juga melakukan apa yang Dia firmankan yaitu membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir untuk dibawa ke tanah perjanjian yang berkelimpahan susu dan madunya (ay. 8-9). Musa menjadi yang terpilih untuk membebaskan Israel keluar dari Mesir, dialah mandataris Allah (ay. 10).
Keenam, TUHAN memberikan tanda kepada Musa yang merupakan tujuan dari pembebasan Israel yaitu mereka akan beribadah kepada Allah di gunung Sinai, tempat Musa bertemu dengan Allah (ay.12). Dengan demikian, Allah yang memperkenalkan diri-Nya di padang gurun, di gunung Sinai kepada Musa adalah Allah yang rindu memperkenalkan diri-Nya kepada Israel juga.
Ketujuh, TUHAN memperkenalkan nama-Nya. Setelah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah perjanjian kepada Musa, lalu Dia menjelaskan panggilan, pengutusan dan tujuan pembebasan-Nya, maka sekarang untuk meyakinkan Musa Allah memperkenalkan nama-Nya untuk disampaikan kepada bangsa Israel yaitu “AKU ADALAH AKU” (ay. 13-14). Saudara yang terkasih, nama ini sangat menarik untuk dibahas.
“AKU ADALAH AKU” dari bahasa Ibrani ehyeh asher ehyeh yang jika diartikan berdasarkan kata kerjanya, maka menjadi “AKU AKAN ADA YANG AKU AKAN ADA”. Nama TUHAN ditulis dengan kata kerja, kata yang hidup bukan dengan kata benda, kata yang mati. TUHAN, Allah Israel adalah pribadi yang hidup, yang bekerja dan yang penuh dinamika. Ehyeh asher ehyeh kemudian disebutkan dengan kata Yahweh atau TUHAN dengan huruf kapital, yang ditegaskan sebagai nama dan sebutan Allahnya nenek moyang Israel untuk selama-lamanya dan turun temurun (ay.15). Dalam terjemahan Septuaginta (bahasa Yunani) ditulis ego eimi ho on yang artinya Aku Adalah Yang Ada.
Nama TUHAN itu menunjuk kepada Allah sebagai pribadi yang hidup dan berkuasa dibuktikan oleh ayat-ayat yang telah kita pelajari tadi yaitu dengan menampakkan diri, melihat, berseru, berfirman, memperhatikan, mendengar, mengetahui, melepas, menuntun, mengutus, dan menyertai. Apa yang telah TUHAN lakukan pada zaman Abraham, Ishak dan Yakub, demikianlah Dia akan bertindak bagi Israel karena nama-Nya itu kekal melampaui segala zaman. Nama TUHAN sebagai jaminan bagi Musa untuk melakukan tugasnya diulang kembali di ayat 15-20.
Bonusnya ialah TUHAN akan membuat orang Mesir bermurah hati dengan memberikan harta bendanya kepada orang Israel (ay. 21-22). Hal ini sebagai penggenapan nubuatan Allah kepada Abraham (Kej. 15:14). Tetapi, pemberian harta benda itu bukanlah tujuan pembebasan Allah melainkan untuk biaya pembangunan Kemah Suci atau Tabernakel nantinya di padang gurun. Ingat, Israel dibebaskan dari Mesir agar mereka dapat beribadah kepada Allah (ay. 12,18).